Selasa, 26 April 2022

RESENSI BUKU PSIKOLOGI UMUM - Drs. Alex Sobur, M.Si.

 

TUGAS RESENSI BUKU PSIKOLOGI UMUM

MK PSIKOLOGI UMUM

SAMUEL SUZIN/ 21113/ GENAP






IDENTITAS BUKU

Judul Buku                  : PSIKOLOGI UMUM

Penulis                         : Drs. Alex Sobur, M.Si.

Pengantar                    : Dr. O. Hasbiansyah, M.Si.

Penerbit                       : CV PUSTAKA SETIA

Kota Terbit/ Tahun      : Bandung/ 2016

Cetakan ke-6               : Edisi Revisi

Jumlah Halaman          : 560

 

 

 

 

 

 

SINOPSIS

 

Apa yang menarik perhatian manusia? "Satu hal yang selalu menarik perhatian semua manusia, dan itu adalah manusia itu sendiri,." kata John M. Siddal, editor American Magazine (Miller, dalam Mott and others, 1969:62). Jadi hanya satu hal saja yang selalu menarik perhatian manusia, yaitu manusia itu sendiri. Memang, di antara sekian banyak segi kehidupan dunia yang telah diteliti manusia, yang paling menarik adalah manusia itu sendiri. Dari berbagai buku yang ditulis orang dan dari berbagai macam film serta program televisi, tampak bahwa orang jauh lebih tertarik pada perilaku manusia, apa, siapa, dan bagaimana manusia daripada hal-hal lainnya. Jika pada era informasi dan komunikasi global seperti sekarang ini para jurnalis mengklaim bahwa "jurnalisme menyentuh kehidupan di semua titik", jurnalistik menyentuh setiap bidang kehidupan, para pakar di psikologi pun serta merta menegaskan yang hampir senada. "Tidak ada orang pada masa kini yang mengaku tidak mengenal psikologi," kata Rita L. Atkinson dan kawan-kawan dalam buku mereka, Introduction to Psychology. Psikologi, menurut mereka, telah membahas semua aspek kehidupan manusia, kehidupan kita.

Buku Psikologi Umum ini menawarkan pembahasan ilmu psikologi dengan memandang perilaku manusia dari perspektif yang lebih luas dan mendalam. Buku ini mencoba mengenalkan psikologi kepada para mahasiswa dan para peminta lainnya suatu kesempatan untuk mempelajari diri mereka sendiri dalam kehidupan nyata, bahkan sampai ke dunia mimpi; dalam kehidupan normal ataupun abnormal; juga tentang kesadaran ataupun ketidaksadaran.

Keberadaan ilmu pengetahuan dirasakan semakin penting pada zaman modern dengan tata pergaulan yang kian global dan kompleks karena psikologi mempengaruhi begitu banyak aspek kehidupan manusia, sehingga penting juga kiranya untuk memperdalam diri dalam disiplin ilmu psikologi walaupun hanya mengetahui fakta-fakta dasarnya. Pelajaran psikologi dapat memberikan pengertian yang lebih baik tentang sebab-sebab mengapa, misalnya, orang berpikir dan bertindak seperti yang mereka lakukan, dan memberikan pandangan untuk menilai sikap dan reaksi yang kita lakukan sendiri.

Singkatnya, psikologi penting bagi mereka yang dalam kehidupannya selalu begitu diutamakan seperti era kita sekarang. Bahkan bagi mereka yang dalam mkehidupannya selalu berhubungan dan bersama orang lain. Psikologi begitu dibutuhkan atau dipelajari oleh mereka yang dalam tugas dan jabatannya akan bekerja sama dengan orang lain. “Berguna” sering disamakan dengan “bernilai” begitu saja. Jika selama ini ada yang menyebut ‘ilmu jiwa’ untuk memaknai kata ‘psikologi’, betapa sulitnya mengenal jiwa manusia karena sifatnya yang abstrak. Wajarlah jika Thomas Alva Edison berkata,”My mind is incapable of such a thing as a soul”. Pikiran saya tidak mampu untuk memahami hal seperti jiwa. Meskipun demikian, satu-satunya cara yang dapat kita lakukan adalah mengobservasikan perilakunya walaupun perilaku tidak merupakan pencerminan jiwa secara keseluruhan.

Sejumlah konsep yang merupakan lingkup bahasan psikologi seperti motivasi, persepsi, konsep diri, belajar, inteligensia, bakat, sikap, kepribadian, dan emosi akan dibahas secara lengkap dalam buku ini.

 

RINGKASAN BUKU

BAB 1  à PENDAHULUAN

 

Pada bab pertama pendahuluan ini dimulai dengan pertanyaan tentang untuk apa kita belajar psikologi karena pengetahuan psikologi tidak hanya penting bagi para mahasiswa psikologi, tetapi penting diketahui semua orang. Oleh karena itu, pada bagian pertama dijelaskan keterkaitan antara psikologi dan ilmu-ilmu lain.

 

 

BAB 2 à PSIKOLOGI DALAM LINTASAN SEJARAH

Dalam bab ini dijelaskan hal-hal yang menyangkut pembahasan ihwal sejarah perkembangan psikologi, sejak ilmu ini masih merupakan bagian dari filsafat, sampai menjadi ilmu yang berdiri sendiri. Bab tersebut juga mencoba mengidentifikasi berbagai aliran psikologi yang muncul, mulai dari aliran psikologi yang disebut psikologi strukturalisme, yang dimotori Wilhelm Wundt pada pertengahan abad ke-19, sampai aliran behaviorisme, sebuah aliran yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913, kemudian digerakkan oleh Skinner.

 

BAB 3 à PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG  MEMPENGARUHINYA

Para ahli psikologi dan ilmu pendidikan, hingga kini, tidak memiliki kesatuan pendapat dalam memberikan definisi atau pengertian tentang pertumbuhan dan perkembangan. Ada yang menganggap sama, ada pula yang disebut berbeda. Monks, Knoers, dan Haditono (1984:2), misalnya, menyatakan, "Perkembangan memiliki kesamaan dengan pertumbuhan". Sementara itu, Moh. Kasiram berpendapat, istilah pertumbuhan dan perkembangan, meskipun saling melengkapi, sebenarnya memiliki arti dan makna yang agak berlainan. Menurut Kasiram, pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran atau fungsi-fungsi mental, sedangkan perkembangan mengarcdung makna adanya pemunculan hal yang baru. Pada peristiwa pertumbuhan, dalam pandangan Kasiram, tampak adanya perubahan jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah ada, sedangkan dalam peristiwa perkembangan, tampak adanya sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya (Kasiram, 1983:23). Dalam kaitan itu, Moh. Kasiram memberi contoh. Pohon mangga kecil menjadi besar adalah peristiwa pertumbuhan. Anak ayam menjadi anak ayam besar adalah juga peristiwa pertumbuhan. Akan tetapi, kata Kasiram, perubahan dari telur menjadi anak ayam adalah peristiwa perkembangan. Peristiwa pembuahan sel telur dengan sperma dalam kandungan ibu sampai menjadi anak, adalah peristiwa perkembangan. Kalau sebatang pohon dalam musim hujan mulai berdaun, banyak orang yang menyebut daun-daun ini sebagai pertumbuhan. Kuncup-kuncup dan daun-daun ini tidak mungkin tumbuh, melainkan tanda atau manifestasi dari pertumbuhan saja, yang dialami oleh pohon tadi sebagai suatu keseluruhan. pertumbuhan tidak dilokalisasikan pada sebagian dari pohon atau sebagian dari individu saja. pertumbuhan dinyatakan dalam perubahan-perubahan yang terjadi pada bagian-bagian, tetapi pertumbuhan itu sendiri adalah suatu sifat umum dari seluruh organisme (Whitherington, 1991:156).

Jelas bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan individu tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

 

BAB 4 à INTELIGENSI DAN BAKAT

Pada bab ini dijelaskan tentang apa yang diartikan sebagai inteligensia atau kecerdasan.

Bila kita telusuri asal-usulnya, kata "inteligensi" erat hubungannya dengan kata "intelek". Hal itu bisa dimaklumi karena keduanya berasal dari kata Latin yang sama, yaitu intellegere, yang berarti memahami. Intellectus atau intelek adalah bentuk participium perpectum (pasif) dari intellegere; sedangkan intellegens atau inteligensi adalah bentuk participium praesens (aktif) dari kata yang sama. Bentuk-bentuk kata ini memberikan indikasi kepada kita bahwa intelek lebih bersifat pasif atau statis, sedangkan inteligensi lebih bersifat aktif (menjadi, aktualisasi). Berdasarkan pemahaman ini, dapat kita simpulkan bahwa intelek adalah daya atau potensi untuk memahami, sedangkan inteligensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi tersebut.

Uraian pada bab ini akan mengidentifikasi, misalnya, apakah perilaku tertentu itu tergolong perilaku pandai atau tidak pandai? Kemudian, timbul kesulitan karena kita secara salah menganggap bahwa kecerdasan atau inteligensia merupakan suatu “benda”.

Disini juga disinggung mengenai bakat: apakah sebenarnya yang diartikan dengan istilah “bakat” (aptitude)? Apa perbedaannya dengan “kemampuan” (ability) dan “kapasitas” (capacity)? Apa pula perbedaannya dengan “prestasi” (achievenment)? Kemudian juga dijelaskan mengenai “apakah bakat itu?” serta ciri-ciri anak berbakat.

Bakat (aptitude) biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potensial ability) yang masih perlu dikembangkan atau agar dapat terwujud (Semiawan, et al., 1984:1; Munandar, 1987:17) Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang.

Jadi, bakat adalah kemampuan alami untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (misalnya, bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus disebut juga talent. Bakat dan kemampuan menentukan "prestasi" seseorang. Orang yang berbakat matematika, misalnya, diperkirakan akan mampu mencapai prestasi tinggi di bidang itu. Jadi, prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan., Prestasi yang sangat menonjol dalam satu bidang, mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut. Sebaliknya, belum tentu apabila orang yang diberi hadiah akan selalu mencapai prestasi yang tinggi.

 

BAB 5 à TEORI BERPIKIR

Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Akan tetapi, pikiran manusia, walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, lebih dari wawancara kerja organ tubuh yang otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Berpikir juga berarti berjerih-payah secara mental untuk sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Dalam berpikir juga termuat kegiatan memastikan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur, perbandingan, menggolongkan, memilah-milah atau membandingkan, menghubungkan, membandingkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis, menarik atau menyimpulkan premis-premis yang ada, menimbang, dan memutuskan.

Perlu diingat bahwa berpikir pada dasarnya ditentukan oleh berbagai macam faktor. Suatu masalah yang sama, mungkin menimbulkan pemecahan yang berbeda-beda pula. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi berpikir itu, antara lain, yaitu bagaimana seseorang atau memahami masalah tersebut, situasi yang tengah dialami seseorang dan situasi luar yang dihadapi, pengalaman-pengalaman orang tersebut,

 

BAB 6 à BELAJAR

Belajar, menurut anggapan sementara orang, adalah proses yang terjadi dalam otak manusia. Saraf dan sel-sel otak yang bekerja mengumpulkan semua yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan lain-lain, kemudian disusun oleh otak sebagai hasil belajar. Itulah sebabnya, orang tidak bisa belajar jika fungsi otaknya terganggu. Belajar memang merupakan peristiwa yang terjadi dalam diri manusia. Hingga kini, para ahli tidak mengetahui seratus persen bagaimana terjadinya peristiwa itu. Pada masa lalu, ada ahli yang percaya bahwa peristiwa belajar semata-mata merupakan proses yang terjadi dalam sel, terutama dalam sel dan saraf otak. Pendapat ini kadangkadang terlalu ekstrem, seolah-akan manusia itu hanya kumpulan jasad kebendaan saja. Ini adalah pengaruh pandangan hidup yang materialistik, yang artinya tidak ada jiwa atau roh.

Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih luas dari itu dan bukan hanya menguasai hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah latihan-latihan, pembentukan kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya.

Belajar sangat kompleks sehingga apabila orang menganggap beberapa macam perilaku yang berbeda sebagai belajar, tampak bahwa pendefinisian belajar menjadi sangat kabur karena di dalamnya tercakup semua perilaku tersebut.

 

BAB 7 à MOTIVASI

Psikologi mengajukan pertanyaan tentang motivasi karena psikologi ingin mengerti gejala-gejala psikis yang menajdi objek ilmu jiwa ini.

Pada dasarnya, motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak. Alasanalasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusialah yang menyebabkan manusia itu melakukan sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya memiliki motif. Juga tingkah laku yang disebut tingkah laku secara refleks dan tingkah laku yang berlangsung secara otomatis tidak disengaja meskipun tidak disadari oleh manusia. Motif manusia bisa bekerja secara sadar dan tidak sadar. Untuk memahami dan memahami tingkah laku manusia dengan lebih sempurna, patutlah kita memahami dan memahami terlebih dahulu apa dan bagaimana motif-motifnya daripada tingkah lakunya. Motif manusia merupakan dorongan, hasrat, keinginan, dan tenaga penggerak lainnya, yang berasal dari dalam dirinya,. untuk melakukan sesuatu. Motif itu memberi tujuan dan arah untuk tingkah laku kita. Juga berbagai kegiatan yang biasanya kita lakukan sehari-hari memiliki motif tersendiri.

Sesungguhnya, motivasi itu sendiri bukan suatu kekuatan yang netral, atau kekuatan yang kebal terhadap pengaruh faktor-faktor lain, misalnya pengalaman masa terakhir, tingkat kecerdasan, kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita-cita hidup, dan sebagainya.

 

 BAB 8 à KEPRIBADIAN

Kata "kepribadian" (kepribadian) sesungguhnya berasal dari kata Latin: persona. Pada mulanya, kata persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman Romawi dalam memainkan peran-perannya.

Lambat-laun, kata persona (personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, kemudian individu tersebut diharapkan berperilaku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial (peran) yang diterimanya (Koswara, 1991: 10).

Menjelaskan ihwal  kepribadian. “Kepribadian” itu ibarat tenaga listrik, secara samar-samar kita tahu apa artinya, namun apabila hendak memaparkan seluruh maknanya, kita seolah-olah kehilangan akal. Hal ini pula yang menyebabkan sangat banyak definisi mengenai kepribadian; hingga Allport, dalam sebuah bukunya, mendaftarkan tidak kurang dari lima puluh definisi kepribadian yang berbeda.

 

BAB 9 à SIKAP DAN PRASANGKA

Sikap adalah kecenderungan psikologis yang diekspresikan dengan mengevaluasi entitas tertentu dengan beberapa derajat suka atau tidak suka (Eagly & Chaiken, 1993). C. Sikap adalah reaksi evaluatif yang disukai atau tidak disukai terhadap sesuatu atau seseorang, yang ditunjukkan dalam keyakinan, perasaan, atau perilaku yang diinginkan (Myers, 1996). D.

Apakah  sikap Anda terhadap tersedianya senjata api untuk masyarakat umum? Itulah salah satu contoh pertanyaan yang diajukan seorang ahli psikologi dalam menjelaskan tentang hakikat sikap. Dari contoh pertanyaan ini umumnya orang memberikan jawaban yang variatif: pendapat, keyakinan, perasaan, resep (preferensi tingkah laku atau tujuan tingkah laku), pernyataan fakta, dan pernyataan mengenai tingkah laku mereka sendiri. Mereka memberikan tanggapan yang sangat kognitif dan afektif.

Para ahli psikologi mengartikan prasangka sebagai suatu istilah yang menunjuk pada sikap yang tidak menyenangkan (unfavourable attitude) yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok terhadap kelompok lain berikut anggota-anggotanya, yang didasarkan atas norma-norma yang mengatur perlakuan terhadap orang-orang di luar kelompoknya.

 

BAB 10 à EMOSI

Dalam  hal emosi, para ahli mengemukakan beberapa teori. Salah satu teori menyebutkan bahwa emosi timbul setelah terjadinya reaksi psikologis. Teori lain berpendapat bahwa karena gejolak emosi itu menyiapkan seseorang untuk mengatasi keadaan genting, orang-orang primitive yang membuat respons seperti itu dapat survive tubuh? Tampaknya, tidak seorang pun yang dapat menjawabnya dengan pasti.

Tindakan dan emosi pada dasarnya sangat erat kaitannya. Kita tidak mungkin memisahkan tindakan dan emosi. Karena keduanya merupakan bagian dari keseluruhan. Meskipun begitu, ada prinsip yang bisa kita pegang, yaitu emosi akan menjadi semakin kuat bila diberi ekspresi fisik (Wedge, 1995). Misalnya saja, bila seseorang marah, kemudian mengepalkan tinjauan, memaki-maki dan membentak-bentak, dia tidak mengurangi amarahnya, tetapi justru semakin menjadi marah. Sebaliknya, bila menghadapinya dengan cukup santai, dan berupaya mengendorkan otot-ototnya yang tegang, membebaninya akan segera reda. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa gangguan emosi tidak akan timbul, apabila orang dalam keadaan sepenuhnya santai.

 

BAB 11 à PERSEPSI

Berkaitan dengan persepsi, inilah sesungguhnya yang merupakan sumber pengetahuan kita tentang dunia. Dalam hubungan ini, ekspresi mengenal orang lain merupakan studi awal tentang persepsi..

Ekspresi mengenal orang lain merupakan studi awal tentang persepsi. Darwin mendorong munculnya permasalahan persepsi dengan pertanyaan, "Apa ciri-ciri keputusan yang baik tentang orang lain?" (Muhadjir, 1992:80). Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris persepsi berasal dari bahasa Latin perceptio; dari percipere, artinya menerima atau mengambil.

BAB 12 à DIRI, KONSEP DIRI, DAN PENYESUAIAN DIRI

Kita semua ingin mengenal diri sendiri secara lebih baik karena kita mengendalikan pikiran dan perilaku sebagian besar sampai batas memahami diri sendiri sebatas menyadari siapa kita.

Diri atau self adalah semua ciri, jenis kelamin, pengalaman, sifat-sifat, latar belakang budaya, pendidikan, dan sebagainya, yang melekat pada seseorang. Semakin dewasa dan semakin tinggi kecerdasan seseorang, semakin mampu menggambarkan dirinya sendiri. Diri sendiri dapat menunjukkan keseluruhan lingkungan subjektif seseorang. Untuk orangnya sendiri, diri ini merupakan "pusat pengalaman dan kepentingannya" (Howie, 1945, dalam Jersild, 1954).

Konsep diri adalah "Semua persepsi kita terhadap aspek diri yang meliputi aspek sosial, aspek psikologis, berdasarkan pada pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain."

Dalam kehidupan sehari-hari, orang biasanya terus menerus menyesuaikan diri dengan cara-cara tertentu, sehingga penyesuaian tersebut merupakan suatu pola. Biasanya, seseorang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhannya dengan cara-cara yang dapat diterima oleh umum. Jika pemuasan kebutuhannya mengalami hambatan atau rintangan, ia akan mencari dan berusaha mencapai pemuasan tersebut dengan cara-cara yang tidak diinginkannya, namun tidak ditentang oleh umum. Dengan demikian, sejak kecil seseorang harus membentuk pola aktivitas dan sikap yang lain sesuai dengan perkembangan baru, yang disebut penyesuaian. Pada dasarnya, kemampuan pribadi untuk menyerasikan atau menyesuaikan diri dibentuk oleh budaya yang dianut individu yang bersangkutan.

 

BAB 13 à KESADARAN

Bab 13 pada edisi revisi menjelaskan ihwal kesadaran, merupakan topik baru yang menarik dengan pembahasan mulai dari kompleksitas kesadaran, tentang fenomena tidur dan mimpi, tentang hypnosis, dan tentang obat-obatan psikoaktif. Apakah tidur Anda cukup? Berapa lama sesungguhnya kita, manusia, membutuhkan waktu tidur? Benarkah mimpi memiliki makna tertentu? Bagaimana makna mimpi ditinjau dari perspektif neurosains dan perspektif agama? Bagaimana menangani penyalahgunaan dan ketergantungan obat? Serangkaian pertanyaan tersebut dapat diperoleh penjelasannya dalam topik baru edisi revisi ini.

Kesadaran adalah pokok dasar kita untuk memahami lingkungan di sekitar kita dan dunia pribadi kita, tidak dapat diamati oleh orang luar. Dalam keadaan ketika kesadaran terbangun, kita menyadari semua pemikiran, emosi, dan persepsi-persepsi kita. Semua tahapan kesadaran termasuk ke dalam keadaan kesadaran yang berubah, di antaranya tidur dan berhalusinasi. Penggunaan obat dan hypnosis sebaliknya merupakan metode yang sengaja mengubah tahap kesadaran seseorang. Tingkat kesadaran seseorang dapat mengalami perubahan. Menurut Atkinson dkk., perubahan tingkat kesadaran terjadi jika terdapat perubahan dari pola fungsi mental yang lazim menjadi keadaan yang tampaknya berbeda dari orang yang mengalami perubahan tersebut. Tingkat kesadaran bisa bervariasi mulai dari melamun yang jelas sampai konfusi/kebingungan dan distorsi perseptual akibat intruksi kasih obat.

 

 

KELEBIHAN BUKU :

·         Referensi luas sehingga memberikan wawasan yang luas dan jelas

·         Penjelasan pada sub-sub bahasan tiap bab dan penyampaian sangat menarik dan jelas, cocok sebagai pengantar pemahaman bagi para pemula yang berminat mengenal psikologi

·         Buku ini ditulis secara lengkap dengan menyantumkan pendapat-pendapat dari banyak ahli dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang orang awam yang membacanya

·         Rekomendasi bagi guru, mahasiswa untuk membaca dan memilikinya agar memudahkan dalam pemahaman yang berkaitan dengan proses pembelajaran

 

KELEMAHAN/ KEKURANGAN BUKU :

·         Mungkin buku ini akan menjadi sedikit membosankan karena tidak terdapat gambar didalamnya.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN! Mazmur 31:25