TUGAS RESENSI BUKU PSIKOLOGI UMUM
MK PSIKOLOGI UMUM
SAMUEL SUZIN/ 21113/ GENAP
IDENTITAS BUKU
Judul Buku : PSIKOLOGI UMUM
Penulis : Drs. Alex Sobur, M.Si.
Pengantar : Dr. O. Hasbiansyah, M.Si.
Penerbit : CV PUSTAKA SETIA
Kota Terbit/ Tahun : Bandung/ 2016
Cetakan ke-6 : Edisi Revisi
Jumlah Halaman : 560
SINOPSIS
Apa
yang menarik perhatian manusia? "Satu hal yang selalu menarik perhatian
semua manusia, dan itu adalah manusia itu sendiri,." kata John M. Siddal,
editor American Magazine (Miller, dalam Mott and others, 1969:62). Jadi hanya
satu hal saja yang selalu menarik perhatian manusia, yaitu manusia itu sendiri.
Memang, di antara sekian banyak segi kehidupan dunia yang telah diteliti
manusia, yang paling menarik adalah manusia itu sendiri. Dari berbagai buku
yang ditulis orang dan dari berbagai macam film serta program televisi, tampak
bahwa orang jauh lebih tertarik pada perilaku manusia, apa, siapa, dan
bagaimana manusia daripada hal-hal lainnya. Jika pada era informasi dan
komunikasi global seperti sekarang ini para jurnalis mengklaim bahwa
"jurnalisme menyentuh kehidupan di semua titik", jurnalistik
menyentuh setiap bidang kehidupan, para pakar di psikologi pun serta merta
menegaskan yang hampir senada. "Tidak ada orang pada masa kini yang
mengaku tidak mengenal psikologi," kata Rita L. Atkinson dan kawan-kawan
dalam buku mereka, Introduction to Psychology. Psikologi, menurut mereka, telah
membahas semua aspek kehidupan manusia, kehidupan kita.
Buku Psikologi Umum
ini menawarkan pembahasan ilmu psikologi dengan memandang perilaku manusia dari
perspektif yang lebih luas dan mendalam. Buku ini mencoba mengenalkan psikologi
kepada para mahasiswa dan para peminta lainnya suatu kesempatan untuk
mempelajari diri mereka sendiri dalam kehidupan nyata, bahkan sampai ke dunia
mimpi; dalam kehidupan normal ataupun abnormal; juga tentang kesadaran ataupun
ketidaksadaran.
Keberadaan ilmu
pengetahuan dirasakan semakin penting pada zaman modern dengan tata pergaulan
yang kian global dan kompleks karena psikologi
mempengaruhi begitu banyak aspek kehidupan manusia, sehingga penting juga kiranya
untuk memperdalam diri dalam disiplin ilmu psikologi walaupun hanya mengetahui
fakta-fakta dasarnya. Pelajaran psikologi dapat memberikan pengertian yang
lebih baik tentang sebab-sebab mengapa, misalnya, orang berpikir dan bertindak
seperti yang mereka lakukan, dan memberikan pandangan untuk menilai sikap dan
reaksi yang kita lakukan sendiri.
Singkatnya,
psikologi penting bagi mereka yang dalam kehidupannya selalu begitu diutamakan
seperti era kita sekarang. Bahkan bagi mereka yang dalam mkehidupannya selalu
berhubungan dan bersama orang lain. Psikologi begitu dibutuhkan atau dipelajari
oleh mereka yang dalam tugas dan jabatannya akan bekerja sama dengan orang
lain. “Berguna” sering disamakan dengan “bernilai” begitu saja. Jika selama ini
ada yang menyebut ‘ilmu jiwa’ untuk memaknai kata ‘psikologi’, betapa sulitnya
mengenal jiwa manusia karena sifatnya yang abstrak. Wajarlah jika Thomas Alva
Edison berkata,”My mind is incapable of
such a thing as a soul”. Pikiran saya tidak mampu untuk memahami hal
seperti jiwa. Meskipun demikian, satu-satunya cara yang dapat kita lakukan
adalah mengobservasikan perilakunya walaupun perilaku tidak merupakan
pencerminan jiwa secara keseluruhan.
Sejumlah
konsep yang merupakan lingkup bahasan psikologi seperti motivasi, persepsi,
konsep diri, belajar, inteligensia, bakat, sikap, kepribadian, dan emosi akan
dibahas secara lengkap dalam buku ini.
RINGKASAN BUKU
BAB 1 à PENDAHULUAN
Pada bab pertama pendahuluan ini dimulai dengan pertanyaan tentang untuk
apa kita belajar psikologi karena pengetahuan psikologi tidak hanya penting
bagi para mahasiswa psikologi, tetapi penting diketahui semua orang. Oleh karena
itu, pada bagian pertama dijelaskan keterkaitan antara psikologi dan ilmu-ilmu
lain.
BAB 2 à PSIKOLOGI
DALAM LINTASAN SEJARAH
Dalam bab ini dijelaskan hal-hal yang menyangkut pembahasan ihwal
sejarah perkembangan psikologi, sejak ilmu ini masih merupakan bagian dari
filsafat, sampai menjadi ilmu yang berdiri sendiri. Bab tersebut juga mencoba
mengidentifikasi berbagai aliran psikologi yang muncul, mulai dari aliran
psikologi yang disebut psikologi strukturalisme, yang dimotori Wilhelm Wundt
pada pertengahan abad ke-19, sampai aliran behaviorisme, sebuah aliran yang
didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913, kemudian digerakkan oleh
Skinner.
BAB 3 à PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA
Para ahli psikologi dan ilmu pendidikan, hingga kini, tidak memiliki kesatuan
pendapat dalam memberikan definisi atau pengertian tentang pertumbuhan dan
perkembangan. Ada yang menganggap sama, ada pula yang disebut berbeda. Monks,
Knoers, dan Haditono (1984:2), misalnya, menyatakan, "Perkembangan
memiliki kesamaan dengan pertumbuhan". Sementara itu, Moh. Kasiram
berpendapat, istilah pertumbuhan dan perkembangan, meskipun saling melengkapi,
sebenarnya memiliki arti dan makna yang agak berlainan. Menurut Kasiram,
pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran atau fungsi-fungsi
mental, sedangkan perkembangan mengarcdung makna adanya pemunculan hal yang
baru. Pada peristiwa pertumbuhan, dalam pandangan Kasiram, tampak adanya
perubahan jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah ada, sedangkan dalam
peristiwa perkembangan, tampak adanya sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari
sebelumnya (Kasiram, 1983:23). Dalam kaitan itu, Moh. Kasiram memberi contoh.
Pohon mangga kecil menjadi besar adalah peristiwa pertumbuhan. Anak ayam
menjadi anak ayam besar adalah juga peristiwa pertumbuhan. Akan tetapi, kata
Kasiram, perubahan dari telur menjadi anak ayam adalah peristiwa perkembangan.
Peristiwa pembuahan sel telur dengan sperma dalam kandungan ibu sampai menjadi
anak, adalah peristiwa perkembangan. Kalau sebatang pohon dalam musim hujan
mulai berdaun, banyak orang yang menyebut daun-daun ini sebagai pertumbuhan.
Kuncup-kuncup dan daun-daun ini tidak mungkin tumbuh, melainkan tanda atau
manifestasi dari pertumbuhan saja, yang dialami oleh pohon tadi sebagai suatu
keseluruhan. pertumbuhan tidak dilokalisasikan pada sebagian dari pohon atau
sebagian dari individu saja. pertumbuhan dinyatakan dalam perubahan-perubahan
yang terjadi pada bagian-bagian, tetapi pertumbuhan itu sendiri adalah suatu
sifat umum dari seluruh organisme (Whitherington, 1991:156).
Jelas bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan individu tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
BAB 4 à INTELIGENSI
DAN BAKAT
Pada bab ini dijelaskan tentang apa yang diartikan sebagai inteligensia
atau kecerdasan.
Bila kita telusuri asal-usulnya, kata "inteligensi" erat
hubungannya dengan kata "intelek". Hal itu bisa dimaklumi karena
keduanya berasal dari kata Latin yang sama, yaitu intellegere, yang berarti
memahami. Intellectus atau intelek adalah bentuk participium perpectum (pasif)
dari intellegere; sedangkan intellegens atau inteligensi adalah bentuk
participium praesens (aktif) dari kata yang sama. Bentuk-bentuk kata ini
memberikan indikasi kepada kita bahwa intelek lebih bersifat pasif atau statis,
sedangkan inteligensi lebih bersifat aktif (menjadi, aktualisasi). Berdasarkan
pemahaman ini, dapat kita simpulkan bahwa intelek adalah daya atau potensi
untuk memahami, sedangkan inteligensi adalah aktivitas atau perilaku yang
merupakan perwujudan dari daya atau potensi tersebut.
Uraian pada bab ini akan mengidentifikasi, misalnya, apakah perilaku
tertentu itu tergolong perilaku pandai atau tidak pandai? Kemudian, timbul
kesulitan karena kita secara salah menganggap bahwa kecerdasan atau
inteligensia merupakan suatu “benda”.
Disini juga disinggung mengenai bakat: apakah sebenarnya yang diartikan
dengan istilah “bakat” (aptitude)?
Apa perbedaannya dengan “kemampuan” (ability)
dan “kapasitas” (capacity)? Apa pula
perbedaannya dengan “prestasi” (achievenment)?
Kemudian juga dijelaskan mengenai “apakah bakat itu?” serta ciri-ciri anak
berbakat.
Bakat (aptitude) biasanya
diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potensial ability)
yang masih perlu dikembangkan atau agar dapat terwujud (Semiawan, et al.,
1984:1; Munandar, 1987:17) Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu
tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang.
Jadi, bakat adalah kemampuan alami untuk memperoleh pengetahuan atau
keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (misalnya, bakat intelektual
umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus disebut juga talent.
Bakat dan kemampuan menentukan "prestasi" seseorang. Orang yang
berbakat matematika, misalnya, diperkirakan akan mampu mencapai prestasi tinggi
di bidang itu. Jadi, prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan.,
Prestasi yang sangat menonjol dalam satu bidang, mencerminkan bakat yang unggul
dalam bidang tersebut. Sebaliknya, belum tentu apabila orang yang diberi hadiah
akan selalu mencapai prestasi yang tinggi.
BAB 5 à TEORI BERPIKIR
Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Berpikir adalah suatu
kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Akan tetapi, pikiran manusia,
walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, lebih dari wawancara
kerja organ tubuh yang otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi
manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Berpikir juga
berarti berjerih-payah secara mental untuk sesuatu yang dialami atau mencari
jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Dalam berpikir juga termuat kegiatan
memastikan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur, perbandingan,
menggolongkan, memilah-milah atau membandingkan, menghubungkan, membandingkan,
melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis,
menarik atau menyimpulkan premis-premis yang ada, menimbang, dan memutuskan.
Perlu diingat bahwa berpikir pada dasarnya ditentukan oleh berbagai
macam faktor. Suatu masalah yang sama, mungkin menimbulkan pemecahan yang
berbeda-beda pula. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi berpikir itu, antara
lain, yaitu bagaimana seseorang atau memahami masalah tersebut, situasi yang
tengah dialami seseorang dan situasi luar yang dihadapi, pengalaman-pengalaman
orang tersebut,
BAB 6 à BELAJAR
Belajar, menurut anggapan sementara orang, adalah proses yang terjadi
dalam otak manusia. Saraf dan sel-sel otak yang bekerja mengumpulkan semua yang
dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan lain-lain, kemudian disusun oleh
otak sebagai hasil belajar. Itulah sebabnya, orang tidak bisa belajar jika
fungsi otaknya terganggu. Belajar memang merupakan peristiwa yang terjadi dalam
diri manusia. Hingga kini, para ahli tidak mengetahui seratus persen bagaimana
terjadinya peristiwa itu. Pada masa lalu, ada ahli yang percaya bahwa peristiwa
belajar semata-mata merupakan proses yang terjadi dalam sel, terutama dalam sel
dan saraf otak. Pendapat ini kadangkadang terlalu ekstrem, seolah-akan manusia
itu hanya kumpulan jasad kebendaan saja. Ini adalah pengaruh pandangan hidup
yang materialistik, yang artinya tidak ada jiwa atau roh.
Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih luas dari itu dan bukan
hanya menguasai hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Pengertian ini
sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar yang menyatakan bahwa
belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah latihan-latihan,
pembentukan kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya.
Belajar sangat kompleks sehingga apabila orang menganggap beberapa macam
perilaku yang berbeda sebagai belajar, tampak bahwa pendefinisian belajar
menjadi sangat kabur karena di dalamnya tercakup semua perilaku tersebut.
BAB 7 à MOTIVASI
Psikologi
mengajukan pertanyaan tentang motivasi karena psikologi ingin mengerti
gejala-gejala psikis yang menajdi objek ilmu jiwa ini.
Pada dasarnya, motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak.
Alasanalasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusialah yang menyebabkan
manusia itu melakukan sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya
memiliki motif. Juga tingkah laku yang disebut tingkah laku secara refleks dan
tingkah laku yang berlangsung secara otomatis tidak disengaja meskipun tidak
disadari oleh manusia. Motif manusia bisa bekerja secara sadar dan tidak sadar.
Untuk memahami dan memahami tingkah laku manusia dengan lebih sempurna,
patutlah kita memahami dan memahami terlebih dahulu apa dan bagaimana
motif-motifnya daripada tingkah lakunya. Motif manusia merupakan dorongan,
hasrat, keinginan, dan tenaga penggerak lainnya, yang berasal dari dalam
dirinya,. untuk melakukan sesuatu. Motif itu memberi tujuan dan arah untuk
tingkah laku kita. Juga berbagai kegiatan yang biasanya kita lakukan
sehari-hari memiliki motif tersendiri.
Sesungguhnya, motivasi itu sendiri bukan suatu kekuatan yang netral,
atau kekuatan yang kebal terhadap pengaruh faktor-faktor lain, misalnya
pengalaman masa terakhir, tingkat kecerdasan, kemampuan fisik, situasi
lingkungan, cita-cita hidup, dan sebagainya.
BAB 8 à KEPRIBADIAN
Kata "kepribadian" (kepribadian) sesungguhnya berasal dari
kata Latin: persona. Pada mulanya, kata persona ini menunjuk pada topeng yang
biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman Romawi dalam memainkan
peran-perannya.
Lambat-laun, kata persona (personality) berubah menjadi satu istilah
yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari
kelompok atau masyarakatnya, kemudian individu tersebut diharapkan berperilaku
berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial (peran) yang diterimanya
(Koswara, 1991: 10).
Menjelaskan ihwal kepribadian.
“Kepribadian” itu ibarat tenaga listrik, secara samar-samar kita tahu apa
artinya, namun apabila hendak memaparkan seluruh maknanya, kita seolah-olah
kehilangan akal. Hal ini pula yang menyebabkan sangat banyak definisi mengenai
kepribadian; hingga Allport, dalam sebuah bukunya, mendaftarkan tidak kurang
dari lima puluh definisi kepribadian yang berbeda.
BAB 9 à SIKAP DAN
PRASANGKA
Sikap adalah kecenderungan psikologis yang diekspresikan dengan
mengevaluasi entitas tertentu dengan beberapa derajat suka atau tidak suka
(Eagly & Chaiken, 1993). C. Sikap adalah reaksi evaluatif yang disukai atau
tidak disukai terhadap sesuatu atau seseorang, yang ditunjukkan dalam
keyakinan, perasaan, atau perilaku yang diinginkan (Myers, 1996). D.
Apakah sikap Anda terhadap
tersedianya senjata api untuk masyarakat umum? Itulah salah satu contoh
pertanyaan yang diajukan seorang ahli psikologi dalam menjelaskan tentang
hakikat sikap. Dari contoh pertanyaan ini umumnya orang memberikan jawaban yang
variatif: pendapat, keyakinan, perasaan, resep (preferensi tingkah laku atau
tujuan tingkah laku), pernyataan fakta,
dan pernyataan mengenai tingkah laku
mereka sendiri. Mereka memberikan tanggapan yang sangat kognitif dan afektif.
Para ahli psikologi mengartikan prasangka sebagai suatu istilah yang
menunjuk pada sikap yang tidak menyenangkan (unfavourable attitude) yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok terhadap kelompok lain berikut anggota-anggotanya, yang didasarkan
atas norma-norma yang mengatur perlakuan terhadap orang-orang di luar
kelompoknya.
BAB 10 à EMOSI
Dalam hal emosi, para ahli
mengemukakan beberapa teori. Salah satu teori menyebutkan bahwa emosi timbul
setelah terjadinya reaksi psikologis. Teori lain berpendapat bahwa karena
gejolak emosi itu menyiapkan seseorang untuk mengatasi keadaan genting,
orang-orang primitive yang membuat respons seperti itu dapat survive tubuh? Tampaknya, tidak seorang
pun yang dapat menjawabnya dengan pasti.
Tindakan dan emosi pada dasarnya sangat erat kaitannya. Kita tidak
mungkin memisahkan tindakan dan emosi. Karena keduanya merupakan bagian dari
keseluruhan. Meskipun begitu, ada prinsip yang bisa kita pegang, yaitu emosi
akan menjadi semakin kuat bila diberi ekspresi fisik (Wedge, 1995). Misalnya
saja, bila seseorang marah, kemudian mengepalkan tinjauan, memaki-maki dan
membentak-bentak, dia tidak mengurangi amarahnya, tetapi justru semakin menjadi
marah. Sebaliknya, bila menghadapinya dengan cukup santai, dan berupaya
mengendorkan otot-ototnya yang tegang, membebaninya akan segera reda. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa gangguan emosi tidak akan timbul, apabila orang
dalam keadaan sepenuhnya santai.
BAB 11 à PERSEPSI
Berkaitan
dengan persepsi, inilah sesungguhnya yang merupakan sumber pengetahuan kita
tentang dunia. Dalam hubungan ini, ekspresi mengenal orang lain merupakan studi
awal tentang persepsi..
Ekspresi
mengenal orang lain merupakan studi awal tentang persepsi. Darwin mendorong
munculnya permasalahan persepsi dengan pertanyaan, "Apa ciri-ciri
keputusan yang baik tentang orang lain?" (Muhadjir, 1992:80). Secara
etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris persepsi berasal dari bahasa
Latin perceptio; dari percipere, artinya menerima atau mengambil.
BAB 12 à DIRI, KONSEP DIRI, DAN PENYESUAIAN DIRI
Kita semua
ingin mengenal diri sendiri secara lebih baik karena kita mengendalikan pikiran
dan perilaku sebagian besar sampai batas memahami diri sendiri sebatas
menyadari siapa kita.
Diri atau self
adalah semua ciri, jenis kelamin, pengalaman, sifat-sifat, latar belakang
budaya, pendidikan, dan sebagainya, yang melekat pada seseorang. Semakin dewasa
dan semakin tinggi kecerdasan seseorang, semakin mampu menggambarkan dirinya
sendiri. Diri sendiri dapat menunjukkan keseluruhan lingkungan subjektif
seseorang. Untuk orangnya sendiri, diri ini merupakan "pusat pengalaman
dan kepentingannya" (Howie, 1945, dalam Jersild, 1954).
Konsep diri
adalah "Semua persepsi kita terhadap aspek diri yang meliputi aspek
sosial, aspek psikologis, berdasarkan pada pengalaman dan interaksi kita dengan
orang lain."
Dalam kehidupan
sehari-hari, orang biasanya terus menerus menyesuaikan diri dengan cara-cara
tertentu, sehingga penyesuaian tersebut merupakan suatu pola. Biasanya,
seseorang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhannya dengan cara-cara yang dapat
diterima oleh umum. Jika pemuasan kebutuhannya mengalami hambatan atau
rintangan, ia akan mencari dan berusaha mencapai pemuasan tersebut dengan
cara-cara yang tidak diinginkannya, namun tidak ditentang oleh umum. Dengan
demikian, sejak kecil seseorang harus membentuk pola aktivitas dan sikap yang
lain sesuai dengan perkembangan baru, yang disebut penyesuaian. Pada dasarnya,
kemampuan pribadi untuk menyerasikan atau menyesuaikan diri dibentuk oleh
budaya yang dianut individu yang bersangkutan.
BAB 13 à KESADARAN
Bab 13 pada
edisi revisi menjelaskan ihwal kesadaran, merupakan topik baru yang menarik
dengan pembahasan mulai dari kompleksitas kesadaran, tentang fenomena tidur dan
mimpi, tentang hypnosis, dan tentang obat-obatan psikoaktif. Apakah tidur Anda
cukup? Berapa lama sesungguhnya kita, manusia, membutuhkan waktu tidur?
Benarkah mimpi memiliki makna tertentu? Bagaimana makna mimpi ditinjau dari
perspektif neurosains dan perspektif agama? Bagaimana menangani penyalahgunaan
dan ketergantungan obat? Serangkaian pertanyaan tersebut dapat diperoleh
penjelasannya dalam topik baru edisi revisi ini.
Kesadaran
adalah pokok dasar kita untuk memahami lingkungan di sekitar kita dan dunia
pribadi kita, tidak dapat diamati oleh orang luar. Dalam keadaan ketika
kesadaran terbangun, kita menyadari semua pemikiran, emosi, dan
persepsi-persepsi kita. Semua tahapan kesadaran termasuk ke dalam keadaan
kesadaran yang berubah, di antaranya tidur dan berhalusinasi. Penggunaan obat
dan hypnosis sebaliknya merupakan metode yang sengaja mengubah tahap kesadaran
seseorang. Tingkat kesadaran seseorang dapat mengalami perubahan. Menurut
Atkinson dkk., perubahan tingkat kesadaran terjadi jika terdapat perubahan dari
pola fungsi mental yang lazim menjadi keadaan yang tampaknya berbeda dari orang
yang mengalami perubahan tersebut. Tingkat kesadaran bisa bervariasi mulai dari
melamun yang jelas sampai konfusi/kebingungan dan distorsi perseptual akibat
intruksi kasih obat.
KELEBIHAN BUKU :
·
Referensi luas
sehingga memberikan wawasan yang luas dan jelas
·
Penjelasan pada
sub-sub bahasan tiap bab dan penyampaian sangat menarik dan jelas, cocok
sebagai pengantar pemahaman bagi para pemula yang berminat mengenal psikologi
·
Buku ini ditulis
secara lengkap dengan menyantumkan pendapat-pendapat dari banyak ahli dan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang orang awam yang membacanya
·
Rekomendasi bagi
guru, mahasiswa untuk membaca dan memilikinya agar memudahkan dalam pemahaman
yang berkaitan dengan proses pembelajaran
KELEMAHAN/ KEKURANGAN BUKU :
·
Mungkin buku ini
akan menjadi sedikit membosankan karena tidak terdapat gambar didalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar