TUGAS RESENSI BUKU PAK REMAJA
MK PAK REMAJA
SAMUEL SUZIN/ 21113/ GENAP
IDENTITAS
BUKU
Judul Buku :
PEMBIMBING PAK - PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Penulis :
Pdt. Dr. Daniel Nuhamara, M.Th.
Penerbit :
Jurnal Info Media
Kota Terbit/ Tahun :
Bandung/ 2007
Edisi : pertama
Jumlah Halaman :
218
RINGKASAN BUKU
BAB 1 à PENDAHULUAN
Tugas mendidik jemaat/ umat Tuhan merupakan tugas
gereja yang cukup strategis. Tugas pendidikan tidak hanya bertujuan untuk
mempertahankan warisan dan identitas kultural , namun juga berkaitan dengan
pembaharuan atau transformasi dari identitas kultural tersebut agar generasi
muda dari masyarakat itu berfungsi lebih baik dalam konteks masyarakat yang
terus berubah dan berkembang.
Pada komunitas agama, selalu melekat tugas mendidik
baik yang bersifat transmisif maupun transformatif. Sifat tranmisif ini sangat
penting dalam komunitas agama apa pun, karena ada keyakinan bahwa ada ajaran
yang diyakini bersifat ilahi dan kebenaran patut dipertahankan karena
menyangkut identitas dan komunitas agamawi tersebut. Sebaliknya dimensi
transformatif selalu dibutuhkan, karena pemahaman baru dan perkembangan
pemikiran teologis maupun rumusan moral yang diyakini kebenarannya. Demikian
halnya dengan tugas yang sementara kita sebut dengan istilah PAK selalu
menyangkut transmisif atau reproduksi maupun transformasi atau rekontruksi. Pembimbing
PAK ini merupakan dasar memahami seluruh aspek PAK, bersifat teoritis atau
disebut teori PAK yang mempunyai fungsi menjelaskan dan menuntun praktis PAK.
BAB 2
A. HAKIKAT PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Istilah-istilah
yang Berkaitan dengan Tugas Pendidikan Gereja
Persekutuan sosial manapun
selalu memiliki identitas kultural. Ciri atau identitasnya adalah kesukuan
dengan budaya yang ada dalam suku itu. Berdirinya organisasi atau
persekutuan sosial tersebut pasti mempunyai tujuan dan tugas atau visi dan
misi, antara lain memelihara dan melestarikan nilai-nilai yang menjadi cirinya.
Gereja sebagai suatu kelompok sosial yakni persekutuan iman, pasti mempunyai
identitas (kultural) dalam hal ini yang berkaitan dengan persekutuan sosial
yang lain. Tetap ada dan hidup dengan identitasnya, tentunya telah melekat
suatu tugas gereja itu yang disebut sebagai tugas tranmisi (pewarisan) identitasnya,
serta menolong setiap warga jemaat untuk menghayati lebih mendalam
identitas tersebut. Secara teologis kita mendefinisikan gereja sebagai
persekutuan orang percaya. Yang dipersekutukan oleh kepercayaannya atau imannya
kepada Allah yang menyatakan diri dalam Yesus Kristus. Istilah-istilah tersebut
dalam bahasa inggris adalah : Religius
Education (pendidikan agama), Christian
Education (pendidikan kristen), Christian Religious Education (pendidikan agama kristen), Christian Narture (asuhan kristen) Religious Instruction ( pengajaran
agama-wi), katekese dan lain–lain. Pendidikan dalam dimensi religius manusia
ini dilakukan dari perspektif agama Kristen dengan content (isi) mengenai
kekristenan.
1. Hakikat
PAK
1.1 Pendidikan
Pendidikan dilihat dari sudut etimologi.
Konsepnya adalah sebagai berikut,
· Ada tiga dimensi penekanan/waktu : yakni tekanan
tentang masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Aktivitas membimbing
itu dibawa serta apa.
· Yang telah dimilki (misalnya pengetahuan) baik oleh pendidik maupun
peserta didik, mengambil sesuatu bagi dirinya sendiri secara sadar. Yang
dimaksud dengan dimensi waktu masa kini adalah proses ayau aktivitas yang
sedang belangsung atau menemukan sesuatu. Yang dimaksud dengan dimensi waktu
masa yang akan datang adalah ke arah mana usaha tersebut dibawa (tujuan), atau
dapat juga masa depan yang hendak dituju.
· Ada tiga asumsi dasar dan perhatian: pertama, asumsi dan perhatian terhadap
masa lampau. Yang melahirkan suatu perhatian bahwa kita perlu memelihara apa
yang telah diketahui sebagai warisan umat manusia. Tetapi pengetahuan itu
datang kepada kita melalui masa lampau dari umat manusia, yakni buah dari
pengalaman serta percobaan-percobaan dari manusia sebelum kita. Dalam konteks
aktivitas pendidikan, modal peradaban yang tersimpan secara khas
diorganisasikan dalam tradisi-tradisi pengetahuan serta disiplin-disiplin ilmu.
Kita dimotivasikan untuk mendidik agar melalui warisan masa lampau dari umat
manusia, kita dapat membangun masa kini dan masa depan bagi kita maupun peserta
didik kita. Kedua, Oleh karena itu, pengetahuan sebagai suatu kemungkinan harus
dipahami/diambil bagi diri sendiri melalui proses masa kini. Mereka yang lebih
bijak akan mengakui bahwa untuk sungguh menjadikan pengetahuan seperti itu
sebagai miliknya sendiri, peserta didik harus masuk ke dalam suatu perjumpaan
aktif pada masa kini dengan warisan masa lampau tersebut. Dari pengalaman masa
kini kita dapat juga mengetahui apa yang belum diketahui sebelumnya (pengetahuan
baru), pengetahuan baru harus dihargai dan dipromosikan. Oleh sebab itu,
pengalaman masa kini menambah jumlah warisan pengetahuan. Ketiga, asumsi dan
perhatian akan masa depan. Sebagaimana sudah dikatakan bahwa dalam semua
aktivitas pendidikan ada suatu dimensi yang belum dicapai, yakni suatu
aktivitas membimbing keluar menuju pada proses mengetahui yang belum
direalisasikan. Asumsi yang menggarisbawahi dimensi kegiatan pendidikan ini
adalah jika kita hendak mencapai masa depan yang berguna, maka kita harus
mendidik ke arah itu.
1.2 Agama dan Pendidikan Agama Kristen.
Munculnya definisi tentang agama disebabkan oleh
dua hal. Pertama adanya tradisi agama yang bermacam-macam (berbeda-beda).
Kedua, adanya disiplin akademik yang bermacam-macam yang berusaha memahami
fenomena agama tersebut. Manusia pada dasarnya selalu mencari yang supranatural
atau kesadaran religius, kesadaran akan adanya supranatural ini dan relasi
dengannya mereka itu, diberi wujud dalam bentuk yang bermacam-macam, dan agama
berurusan dengan hal-hal tersebut.
1.3 Istilah Kristen Dalam
Pendidikan Agama Kristen
Pendidikan agamawi tersebut dilakukan oleh dan dari
tradisi agamawi tertentu,maka tradisi agamawi itulah yang seharusnya menamai
dan mencirikan pendidikan agamawi tersebut. Jika pendidikan agamawi tersebut
dilakukan oleh dan dari dalam tradisi agamawi tertentu, maka tradisi agamawi
itulah yang seharusnya menamai usaha pendidikan agamawi tersebut adalah:
Pendidikan Agama Kristen. Jadi makna kata kristen dalam istilah pendidikan
agamawi kristen di sini adalah bahwa pendidikan agamawi itu dilakukan oleh
persekutuan iman kristen (orang kristen) dari perspektif agama kristen.
B. TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Pengertian Tujuan PAK
Dibagi atas 3 konsep yaitu :
· Aims adalah tujuan yang diusahakan untuk dicapai pada akhirnya (secara
mutlak) misalnya tujuan usaha pendidikan di dalam gereja adalah untuk menolog
aggota-aggota gereja bertumbuh menuju kedewasaan kristen.
· Goals adalah tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu-
kegiatan pendidikan yang dilakukan dalam jangka waktu tiga bulan, satu bulan
atau beberapa kali pertemuan.
· Objectives adalah tujuan yang hendak dicapai dalam suatu proses
belajar-mengajar dalam satu kali tatap muka.
Dalam rangka memahami tujuan akhir aims dari PAK,
pertama-tama Groome mempertanyakan “ apakah sesungguhnya maksud Allah bagi
manusia dan seluruh ciptaan ini?” bahwa jawaban itu disebut sebagai metapurpose
dari PAK. Dalam rangka itu konsep alkitabiah yang menggambarkan maksud Allah
bagi manusia dan seluruh ciptaan_Nya. Dan memilih konsep Kerajaan Allah sebagai
konsep kunci. Maka metapurpose dari PAK dapat dirumuskan bahwa, tujuan akhirnya
adalah agar manusia menjalani hidupnya sebagai respons terhadap kerajaan Allah
di dalam Yesus Kristus.
1. Kerajaan Allah di dalam Perjanjian Lama
Arti Kerajaan Allah adalah pemerintahan maupun
kekuasaan Allah yang aktual di dunia baik sebagai pencipta maupun
pemelihara_Nya. Sebab itu, dapat dikatakan bahwa Allah peduli atau menaruh
perhatiaan kepada ciptaan_Nya. Kel 15:18; Mzm 145:13; Mzm 47:3; yer 10:7-10.
Penggenapan kerajaan Allah akan berarti pemenuhan dari semua keinginan dan
kebutuhan manusia yang autentik, yakni bahwa Allah menghendaki kasih, keadilan,
dan kemenangan yaitu suatu akhir dari segala penderitaan manusia. Yes 25:6-8;
yes 2:4; Mzm 98:1-2. Visi Allah untuk semua ciptaan untuk semua ciptaan adalah
bahwa segala sesuatu akan berada di bawah pemerintahan Allah yang sempurna
dimana akan terjadi: perdamaian, keadilan, kebahagiaan dan kebebasan.
Pemerintahan Allah ini akan terjadi sebagai suatu anugerah oleh kuasa Allah.
Artinya bahwa Allahlah yang menghadirkan kerajaan Allah serta menyelamatkan
manusia. Namun kerajaan Allah menuntut respon tertentu dari manusia, maka jika
umat Allah hendak hidup dalam hubungan perjanjian dengan Allah, mereka harus
hidup sesuai dengan kehendak Allah. Yes 58:6-7.
2. Kerajaan Allah Dalam Pemberitaan Tuhan Yesus
Dalam pelayanan pemberitaan, Tuhan Yesus tidak
hanya memberitakan Kerajaan Allah, tetapi malah menghubungkan Kerajaan Allah
dengan pelayanan maupun dengan pribadi_Nya. Ia menunjuk kepada tanda-tanda
ajaib sebagai bentuk yang kelihatan dan bersifat fisik dari kehadiran Kerajaan
Allah. Ia mengajarkan hukum kasih sebagai hukum utama dalam Kerajaaan Allah.
Salah satu respon yang cocok untuk Kerajaan Allah adalah metanoia (pertobatan)
yakni suatu perubahan dalam hati melalui cara hidup yang sesuai. Hal ini
merupakan perintah bagi manusia untuk mengasihi dan melayani sesama seperti
yang dikendaki Allah. Tetapi ia memerintahkan mereka untuk mencari dahulu kerajaan
Allah dan kebenarannya (Mat 6:33). Berarti juga kita perlu memberitakan apa
yang diberitakan Tuhan Yesus, yakni tentang Kerajaan Allah sendiri.
3. Kerajaan Allah dalam Teologi-teologi Kontemporer
Iman Kristen
Memiliki tiga dimensi yang esensial yakni :
a. Suatu keyakinan/kepercayaan
b. Suatu hubungan mempercayakan diri
c. Suatu kehidupan yang dijalani dalam kasih agape
Iman sebagai Kepercayaan
Iman kristen mempunyai dimensi kepercayaan apabila
ia mendapatkan perwujudannya dalam kehidupan manusia. Iman kristen menghendaki
agar didalamnya ada suatu keyakinan dan percaya tentang kebenaran-kebenaran
yang diakui sebagai esensi dalam iman kristiani.
Iman sebagai Tindakan
Dalam injil Matius Tuhan Yesus mengatakan bahwa
bukan mereka yang berseru pada Tuhan yang akan selamat, melainkan mereka yang
melaksanakan kehendak_Nya. Dalam dimensi tindakan ini memperoleh perwujudan
dalam kehidupan yang dijalani dalam kasih agape yakini mengasihi Allah dengan
jalan mengasihi sesama manusia. Iman kristen yang dihayati dengan benar,
menutut tindakan atau pelaksanaan dari apa yang diketahui. Dengan kata lain
iman ada dalam tindakan, Yakobus mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah
mati (Yak 2:26). Dengan demikian, iman kristen sekurang-kurangnya mempunyai
tiga aktivitas esensial: mempercayai, menyakini, dan bertindak. Dimensi
bertindak ditunjukkan oleh kalimat yang dihayati hidupnya
sehari-hari, baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan selaku anggota tubuh
krsitus yang hidup.
C. KONTEKS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN
SETTING-SETTINGNYA
Identitas pribadi dan sosiolisasi
Pembentukan identitas diri seseorang sangat kuat
dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Beberapa konsep pembentukan identitas diri.
Pertama, eksternalisasi. Sebagai manusia kita tidak dapat hidup sebagai
unit-unit yang dapat berdiri (serba lengkap) dalam ruang lingkup tubuh kita.
Untuk mengeksternalisasikan diri sendiri, kebutuhan-kebutuhan,
keinginan-keinginan dan kapasitas serta kemungkinan kita, kita harus masuk
bersama-sama denga orang lain ke dalam kolektivitas. Kedua, obyektivikasi.
Struktur sosial dan pola-pola budaya hasil dari aktivitas eksternalisasi
merupakan realitas sosial yang menciptakan batasan-batasan tertentu dimana
anggota-anggotanya diharapkan bertingkah laku. Ketiga, internalisasi. Setelah
mengeksternalisasikan sendiri ke dalam kebudayaan dan masyarakat itu hidup
nilai-nilai kebudayaan dan masyarakat itu hidup dari dirinya sendiri, maka
penguatan serta pembatasan-pembatasan dunia ini sekarang dibawa kepada
kesadaran dan menjadi milik seseorang secara pribadi. Pola bertindak dari
lingkungan sosial budaya menjadi milik sendiri adalah proses internalisasi. Hal
inilah yang menjadi dasar dari identitas diri
Setting PAK dalam Keluarga
Setting pertama dan utama dalam PAK adalah keluarga.
Karena peran orang tua dalam mengasuh anak-anaknya adalah sangat penting.
Ketika orang tua menjalankan peranan pendidikannya terhadap anak, ia sendiri
belajar untuk bertumbuh dalam iman di dalam dimensi tindakan atau sikap bahkan
pengetahuan.
1. Landasan Teologis dari Keutamaan Hak dan Kewajiban
Orang Tua
Dalam kitab Ulangan 6:1-7 mengatakan mereka sendiri
harus berpegang dan menjalankan hukum-hukum Tuhan itu. Selanjutnya ada
keharusan pula untuk mengajarkannya kepada anak-anaknya berulang kali dan
membicarakannya dalam pada waktu ia duduk di rumah atau sedang dalam perjalanan,
apabila sedang berbaring atau bangun. Amsal 1:8 “ Hai anakku, dengarkanlah
didikan ayamhmu, dan jangan menyia-yiakan ajaran ibumu”. Jelas disini bahwa orang
tua tidak hanya mempunyai kewajiban tetapi sekaligus berhak untuk mendidik
anak-anaknya artinya tidak ada lembaga lain yang melebihi hak orang tua dalam
mendidik anak-anaknnya. Inilah landasan filosofis teologis dari keutamaan hak
dan kewajiban orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
2. Peranan yang Strategis Dari PAK dalam setting
Keluarga
Pertama, ilmu-ilmu sosial mengklaim bahwa lingkungan
sosial itu mempunyai pengaruh yang kuat dalam membentuk identitas diri
seseorang. Dalam sosialisasi primer ini kita artikan sebagai proses pembentukan
identitas diri seorang. Kedua, berkaitan dengan setting dimana PAK terjadi
yakni keluarga kristen. Agar tejadi sosiolisasi yang efektif, orang tua harus
menjadi model yang baik dari iman kristen agar menjadi panutan yang efektif
bagi internalisasi sistem kepercayaan, nilai, dan pola tingkah laku kristiani.
3. Peranan Gereja Terhadap PAK Dalam Setting Keluarga
Pada level jemaat lokal maupun secara bersama-sama
gereja perlu melakukan sesuatu untuk memungkinkan para orang tua memainkan
peranannya dengan baik sebagai pendidik utama bagi anak-anak mereka.
Gereja pelu melakukan usaha-usaha untuk menolong para orang tua memainkan
peranannya sebagai pendidik utama bagi anak-anak mereka. Hal ini biasa dikenal
dengan Parenting Education.
4. Hal-hal Praktis yang Dapat Dilakukan Orang Tua
Dalama Setting Keluarga
Keluarga kristen adalah tempat yang terbaik untuk
terjadinya proses sosialisasi primer bagi anak-anak kisten. Sifanya formal
berupa pengajaran orang tua bagi anak-anaknya. Berikut contoh praktis tentang
apa yang dilakukan orang tua dalam mendidik anaknya di rumah. Pertama, orang
tua perlu menciptakan suatu iklim yang biasanya disebut “home” bagi
anak-anaknya diman ada suasana kehangatan dan kasih serta penerimaan terhadap
anak-anaknnya sebagaimana adanya. Kedua, dari hari ke hari orang tua perlu
menjadi model yang dapat dicontoh dalam tingkah laku yang sesuai dengan
nilai-nilai kristen baik dalam perlakuan terhadap sesama aggota keluarga maupun
terhadap orang-orang lain yang dapat dialami dan diamaati oleh sang anak.
Ketiga, orang tua mengusahakan kesempatan diman kepercayaan dan nilai-nilai
kristen diekspresikan. Keempat, semua yang telah dikemukakan dari pertama
sampai ketiga mungkin lebih cocok untuk proses sosialiasi.
Setting PAK Dalam Jemaat
Setting gereja terjadi dalam beberapa bentuk
seperti jemaat loka, gereja-gereja pada aras interdenominasi. Pada jemaat
lokal, karena disanalah usaha PAK berjalan dalam basis yang rutin setiap minggu
bahkan tiap hari.
1. Landasan Teologis Dari Gereja sebagai Setting PAK
Konsep ini menekankan soal keterkaitan atau
keterhubungan orang percaya satu sama lainnya bagaikan hubungan antara satu
anggota tubuh dengan anggota tubuh yang lain. 1 kor 12. Ketika Tuhan Yesus
memanggil para murid_Nya, maka kelompok murid ini dapat kita sebut embrio dari
generasi kristen, disan apun mandat pendidikan itu sudah ada. Tuhan Yesus tidak
hanya sekedar memanggil murid-Nya untuk mengikuti dia tetapi mendidik dan
mempersiapkan mereka untuk kelak menjadi pendidik di kemudian hari. Di dalam
konsep gereja sebagai Tubuh Kristus terjadi banyak hal termasuk tugas
pendidikan yang memungkinkan pertumbuhan anggota secara pribadi tetapi juga
pertumbuhan jemaat secara bersama-sama Efs 4:11-16.
2. Gereja Dalam Arti jemaat Lokal Sebagai Setting PAK
Yang dimaksud dengan jemaat lokal di sini adalah
persekutuan-persekutuan orang-orang percaya yang terikat dalam suatu organisasi
pada tingkat lokal. Jemaat lokal sebagai setting PAK harus dilihat sebagai
kumpulan orang-oranng percaya yang berinteraksi denganberbagai kegiatan untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki Allah dari jemaat_Nya. Yakni demi transmisi
iman kristen dan menolong pertumbuhannya yang penuh dalam diri warga gereja.
3. Bentuk-bentuk PAK Dalam Setting Jemaat Lokal
Perlu dikembangkan PAK kategorial (PAK Anak-anak,
PAK Remaja dan pemuda serta PAK Orang dewasa, persekutuan ibu-ibu) dalam Jemaat
Lokal.
D. SETTING PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM SEKOLAH
Sekilas Sejarah Pendidikan Agama di sekolah
Pemerintah
1. Periode Prasekolah Pemerintah (Negeri)
Dalam periode prasekolah pemerintah, pendidikan
diselenggarakan oleh badan-badan agamawi mempunyai sistem pendidikan khusus
yang bertujuan untuk mentransmisikan tradisi agamanya atau tujuan
proseselitisasi. Berikut ini berbagai sistem organisasi. Pertama, sistem
pendidikan Hindu dan Buddha. Agama Hindu dan Budha telah dianut oleh banyak
oleh banyak orang indonesia sejak abad pertama. Dapat dikatakan bahwa,
pendidikan yang diberikan oleh guru-guru agama bertujuan untuk mempromosikan
atau meningkatkan kehidupan agamawi dalam diri anggota persekutuan agamawi
khususnya generasi muda. Diselenggarakan dalam sebuah bangunan yang disebut padepokan;dibangun
di sekitar candi dengan fungsi yang bermacam-macam. Kedua, sistem pendidikan
islam. Agama islam diperkenalkan kepada orang indonesia oleh pedagang-pedagang
arab, india dan persia. Tujuannya adalah untuk mendidik kader-kader yang kelak
menjadi pembawa panji islam, ada juga sistem pendidikan islam yang muncul
sekitar abad XX yang disebut madrasah khususnya bagi anak-anak. Ketiga, sistem
pendidikan kristen. Kekristenan di indonesia dibawa oleh para misionaris eropa
yang datang bersama dengan pedagang eropa, yang tujuan utama untuk berdagang
tetapi kemudian menetap bahkan menjajah indonesia. Sekolah-sekolah ini
dipandang sebagai alat proselitisasi. Oleh karena itu, setiap misionaris adalah
guru agama dan juga guru sekolah. Dalam bidang pendidikan VOC mendirikan
sekolah rakyat tiga tahun dan memilki kantornya sendiri. Tujuan utama dari
sekolah-sekolah ini adalah mendidik pekerja-pekerja yang kompeten untuk
kegiatan perusahaan dan juga memajukan kekristenan.
2. Periode pemerintahan Hindia Belanda (1848-1942)
Pemerintahan mulai melakukan kegiatan pendidikan
dengan sekolah dasar tiga tahun (1848), SMU dan Teknik (1860) dan SPG (1870)
dan berkembangnya Departemen pendidikan pada tahun 1867 dan pemerintahan yang
sebenarnya telah dimulai. Pada periode 1871 Pemerintahan hindia belada
memutuskan bahwa agama tidak boleh diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran
di sekolah pemerintahan.
3. Periode pendudukan Jepang (1942-1945)
Pendidikan agama terhenti sama sekali dalam semua
bentuk sekolah.
4. Periode Kemerdekaan 1945 Hingga Kini
Menyerahnya jepang, pendidkan nasioanl mulai
diperkenalkan dan sekolah negeri pun didirikan. Pendidikan agama di sekolah
negeri dicirikan oleh pergulatan antara kekuatan-kekuatan sosial politik dalam
masyarakat dan parlemen.
Sifat Pendidikan Agama Dalam Sekolah
Sifat atau karakter dari pendidikan agama dalam
sekolah. Kita telah melihat di atas bahwa dalam negara-negara barat sekuler,
pendidikan agama seperti yang kira mengerti di indonesia tidak ada tempat dalam
kurikulum sekolah. Atas dasar itu, maka kita dapat menggolonggkan jenis
pendidikan agama dalam sekolah negeri dalam dua kategoti besar yaitu :
· Apa yang dapat dikategorikan sebagai pendidikan
dalam iman. Kepercayaan religius, tradisi dan praktik agamawi kolektif dari
suatu kelompok umat diman kelompok itu menginditifikasikan diri sebagai suatu
persekutuan iman.
· Apa yang bisa kita sebut education religion. Disini
dalam agama memberi kontribusi terhadap pendidikan umum peserta didik. Dengan
berbekal pengetahuan tentang apa mereka mungkin dapat mempertimbangkan bahwa
agama adalah suatu bentuk pengetahuan dan pengalaman serta upaya pencarian
makna dalam hidup manusia.
Peranan Strategis PAK di Sekolah
Perenan strategis keluarga jelas terletak fungsinya
sebagai tempat dimana sosialisasi primer terjadi secara intensif yang di
dalamnya mencakup kepercayaan, sistem nilai dan pola tingkah lakuyang
kristiani. Sedangkan jemaat pada pihak lain adalah tempat diman ibadah serta
kehidupan dan misi gereja paling baik disosialisasikan, melalui interaksi anak
dengan anggota gereja yang lain dalam berbagai kategori usia. Sekolah tempat
dimana proses belajar-mengajar, dalam arti formal terjadi secara sistematis dan
dalam waktu yang cukup lama dengan kurikulum yang jelas berjenjang TK sampai
PT.
PAK di Setting Sekolah Kristen
· Sebagai alat kesaksian dan alat mendemostrasikan injil pemasyuran
Kerajaan Allah.
· Sebagai alat pelayanan yang terpanggil untuk berpartisipasi dalam
meningkatkan
pendidikan
rakya baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif
· Sebagai alat komunikasi antara gereja dan masyrakat
yakni menumbuhkan pengertian tentang keberadaan sifat dan maksud gereja dan
umat kristen dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat.
E. PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Pandangan Para Penganut Pendekatan Sosialisasi
Pendekatan yang telah dikembangkan oleh para ahli
menyebutkan sekurang-kurangnnya ada lima macam cara para ahli PAK mendekati
teori dari praktik PAK. Kelima macam cara pendekatan itu diberi nama :
pengajaran agama, persekutuan iman, perkembangan, pembebasan, dan interpretasi.
Berikut pandangan pendukung dari para ahli
1) Horace Bushel (1802-1876)
Berpendapat bahwa perlu di dorong untuk mengalami
kontroversi pertobatan radikal dalam iman yesus kristus. Pandangan tokoh
revivalist pada waktu itu adalah sebagai berikut: oleh karena kerusakan total
manusia, maka anak-anak tidak dapat bertumbuh dalam kehidupan iman kristen,
kecuali kalau mereka mengalami peristiwa lahir baru.
2) George Albert Coe (1862-1951)
Berpendapat bahwa interaksi sosial adalah inti dari
PAK bukan hanya sebagai proses melainkan juga contoh. Jadi isi yang
utama dari PAK harus ditemukan dalam relasi-relasi dan interaksi-interaksi masa
kini antara orang-orang.
3) Ellis Nelson
Berpendapat bahwa suatu persekutuan
iman ditemukan dalam suatu persekutuan orang-orang percaya yang
menyadari dirinya dan cukup permanen di suatu tempat yang memungkinkan adanya
hubungan tatap muka antara satu anggota dengan anggota lainnya dalam situasi,
dan cukup stabil untuk berfungsi sebagai kelompok bersama.
Pendekatan Model Sekolah-Pengajaran
Pada prinsipnya, PAK yang menggunakan
model atau paradigma sekolah-pengajaran meniru persis apa yang terjadi dalam
setting pendidikan formal yang namanya sekolah, dimana terjadi pendidikan dalam
bentuk pengajaran. Ciri dari pengajaran sekolah adalah dengan menyebutkan
struktural, maka factor guru, materi pelajar, dan lingkungan memang selalu
harus ada. Identitas diri dibentuk lingkungan sosial dengan siapa kita
berinteraksi, maka kita mau mengembangkan identitas diri yang kristen
dibutuhkan proses sosialisasi yang juga bernuansa kristen. Namun harus disadari
bahwa ini ada batasnya. Tidak ada satu persekutuan agamawi pun yang sempurna.
Dengan demikian pendekatan dialektis menghindarkan kita dari kekurangan
pendekatan sosialisasi secara ekstrim, maupun kelemahan pendekatan sekolah pengajaran
secara ekstrim pula.
F. METODE DALAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Pengertian dan Pentingnnya Metode Dalam PAK
Apakah mengajar itu?
Pendidikan secara umum kadang dianggap sebagai ilmu
tetapi sesungguhnya merupakan gabungan dari unsur ilmu dan seni. Jadi mengajar
yang sesungguhya adalah bagaikan penciptaan kondisi-kondisi yang memungkinkan
orang lain belajar, jadi apa yang dilakukan oleh guru atau pengajar adalah
menyajikan materi atau bahan dan menciptakan lingkungan yang kondusif
(mendukung), utnuk terjadinya proses belaja di dalam diri peserta didik. Sudah
tentu pengajar atau guru perlu terus belajar sementara ia juga mengajar. Jadi
tidak hanya murid yang belajar untuk diri mereka sendiri tetapi guru juga harus
belajar bagi dirinya sendiri. Berikut beberapa metode yang dipakai oleh Tuhan
Yesus.
· Metode Ceramah
Tuhan
Yesus berusaha Menyampaikan pengetahuan kepada murid-muridnya atau menafsirkan pengetahuan tersebut.( mat
5:7) (mat 10:7) (mat 5-6) (mat 10:40-42)
· Menghafalkan
· Dialog
Yesus sering mengajukan
pertanyaan yang sebelumnya diajukan kepada_Nya. (Yoh 4)
· Studi Kasus
Perumpamaan-perumpamaan yang diceritakan
oleh Tuhan Yesus sesungguhnya merupakan studi kasus.
· Perjumpaan
“tetapi apa katamu, siapakah
Aku ini?”
· Perbuatan Simbolis
Cerita dan Bercerita Dalam PAK
Dikategorikan untuk kelompok besar dan
kelompok kecil. Untuk kelompok kecil misalnya: brain-storming, buzz group, studi kasus, diskusi, pendidikan agama,
induktif, dan lain-lain. Sedangkan metode yang cocok untuk kelompok besar
misalnya: ceramah, debat, demonstrasi, drama, role play, dan lain-lain.
1. Apakah cerita itu?
a. Permulaan yang berfungsi untuk memikat perhatian pendengar.
b. Perkembangan yang membangkitkan rasa ketegangan dan rasa ingi tahu yang
semakin meningkat mengenai akhir cerita.
c. Pemecahan atau klimaks yang merupakan puncak dari cerita yakni saa
rahasia terbuka.
d. Penyelesaian atau penutup yang singkat yang megakhiri pergumulan dalam
cerita dengan cara yang membuat pendengar merasa puas dan lega.
2. Apakah Manfaat Cerita?
Yakni untuk menikamati sebagai cerita dan untuk menyampaikan konsep
ajaran dalam bentuk cerita.
3. Bagaimana Menyajikan Cerita Alkitab Kepada Siswa
Usia Anak (SD)?
a. Guru harus mengenal cerita itu ( kita tidak dapat mengajarkan sesuatu
yang kita sendiri belum mengetahuinya)
b. Guru harus percaya kebenaran cerita itu (kita tidak menyakinkan orang
lain untuk hal yang kita sendiri tidak yakin)
c. Guru harus menghargai cerita itu ( kita tidak bisa membuat siswa
tertarik kepada apa yang tidak menarik
bagi kita)
d. Cerita harus diceritakan dan bukan hanya dibacakan kepada siswa ( bagi
siswa umumnya, cerita yang disampaikan dengan cara dibacakan, adalah kurang
hidup dan kurang menarik perhatian.
e. Cerita harus disampaikan secara hidup dan penuh semangat. Apabila
pengajar belum bisa membayangkan sendiri, tidak mungkin peristiwa-peristiwa
dalam cerita dapat digambarkan secara hidup kepada siswa.
Cara Menyampaikan Cerita Dengan Cara yang Hidup
a. Perhatikan soal-soal teknis biasa.
· Pakailah kata-kata dan susunan kalimat yang
sederhana
· Pakailah suara yang enak didengar
· Bercerita hendaknya jangan terlalu cepat
· Mulailah dengan permulaan yang menarik perhatian
para siswa.
b. Usahakan supaya ada cukup variasi
· Bercritalah dengan cara yang baik seolah-olah
sedang melihat sendiri.
· Ambil lah peranan para pelaku dalam cerita itu.
c. Cobalah membuat cerita menjadi terasa rill bagi siswa
· Kata-kata dan nada suara dapat menimbulkan daya
tarik
· Gerakkan daya kayal siswa.
G. KOPARTNER DALAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Peserta Didik Dalam PAK Peserta didik adalah
saudara sepengembaraan dalam kurun waktu tertentu bersama dengan kita sebagai
pendidik. Semua mereka mempunyai cerita/pandangan hidup sendiri dan juga tujuan
sendiri.
1. Peserta Didik Adalah Subyek dan Bukan Obyek
Peserta didik kita harus diperlukan sebagai subyek
terutama karena kita percaya sesuai dengan antropologi alkitab bahwa semua
orang diciptakan menurut gamabar dan rupa Allah. Sebagai subyek, maka perserta
didik kita mempunyai hak untuk emgatakan kata-kata mereka sendiri dan untuk memberi
nama kepada realitas mereka sendiri.
2. Peserta Didik Dipanggil dan Mampu Untuk Menjadi
Pencipta-pencipta Sejarah
Memperlakukan peserta didik sebagai subyek-subyek
dan pencipta sejarah, menghendaki suatu pergeseran yang pokok dalam kesadaran
kebanyakan para pendidik PAK. Oleh karena itu, kita pada waktu masih pelajar,
pernah diperlakukan dengan cara bertentangan dengan apa yang digambarkan di
sini, sehingga kita cenderung meniru model, yakni mengajar
sebagaimana kita dulu diajar. Tugas kita adalah untuk memperlakukan mereka
sebagai subyek dan menolong mereka merealisasikan potensinya sebagai pencipta
sejarah, demi terwujudnya tanda-tanda Kerajaan Allah di dunia ini dalam
realitas sosial.
Persepsi Tentang Pendidik Dalam PAK
Pendidik dalam PAK bukan hanya sekedar penolong
pendeta, bilamana mereka ini terlalu sibuk. Akan tetapi pada pihak lain hak
mendidik bukanlah hak khusus dari pendidik saja dalam PAK, karena
pelayanan-pelayanan lainpun sesungguhnyamempunyai kewajiban untuk mendidik.
Satu statement yang mengambarkan hal itu misalnya
a. Setiap bentuk pelayanan di dalam gereja yang
mula-mula mempunyai tugas mewakili kristus, yang bangkit dengan pelayanan dalam
bentuk apa pun baik kepada persekutuan iman maupun dunia.
b. Sudah ada pemahaman sejak awal bahwa pelayanan dari
pendidik adalah untuk menjadi pelayan firman, yang mempunyai kesamaan dengan
penginjil dan nabi.
c. Kita perlu mengigat bahwa jikalau kita hendak
memenuhi dimensi inkarnasi dari tugas pelayanan kita, maka firman itu harus
diterapkan dalam hidup kita terlebih dahulu.
d. Peranan kita sekali lagi bukan mengganti, tetapi
mewakili kristus.
Maka tanggung jawab kita sebagai pendidik
dalam konteks ini adalah :
· Menghadirkan the story artinya mempunyai dimensi keimanan
· Untuk menawarkan atau mengusulkan visi artinya kita
harus tetap berada dalam dialektis tersebut yakni antara kontroversi dan
pembebasan dan juga suatu usaha untuk mempertahankan kesetiaan yang mendua
kepada aoa yang sudah ada dan apa yang belum.
· Untuk memilih kehidupan yang bermakna artinya pengakuan akan keberkatan
dan potensi dari eksistensi manusia. Kehidupan adalah untuk diakui, dipilih,
dijalani, dan dinikmati dalam kepenuhan sukacita.
H. HUBUNGAN PAK DENGAN PSIKOLOGI DAN SOSIOLOGI
1. Agama
Agama adalah suatu dorongan dan visi yang tertinggi
dari seorang individu. Agama memperoleh mitos, ritual, dan aturan. Agama
mempunyai akar dalam pengalaman manusia yang kongkret
2. Psikologi
Tujaun dari psikologi adalah untuk menemukan
fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan generalisasi tentang orang atau manusia, yang
akan membawa kita kepada suatu pemahaman yang lebih baik dari pengalaman
manusia secara keseluruhan.
3. Pendidikan
Pendidikan dapat bersifat formal dan juga
nonformal. Pendidikan dapat mempunyai tujuan pribadi yakni pengembangan
individu, namun juga bisa mempunyai tujuan sosial yakni transformasi sosial dan
pengembangannya
4. Pendidikan Agama Kristen
Pendidikan agama kristen merupakan bagian dari
pendidikan secara umum karena ia bersifat pendidikan secara umum
Hubungan PAK Dengan Psikologi
Teori belajar dan perkembangan yakni bahwa PAK
sebagaimana usaha pendidikan tentu saja mengharapkan peserta didik dapat belajar
untuk kemudian mengalami perubahan dalam imannya dan yang kedua ialah
berhubungan erat dalam bidang teori-teori perkembangan manusia.
Pandangan Beberapa Ahli Psikologi dan Implikasinya
Bagi PAK
· Pelajaran
menuntut minat yang sungguh-sungguh
· Pelajaran
menuntut latihan praktis
· Perlu
memperhatikan watak usia peserta didik kita
· Pelajaran
sangat perlu dipengaruhi oleh emosi
· Pelajaran ada
segi sosialnya
· Pelajaran
menuntut daya pendorong yang baik
· Proses
belajar-mengajar harus dilakukan dengan berbagai metode dan pendekatan
· Belajar lebih
penting daripada mengajar
I. PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN TEOLOGI
a. Periode Waktu PAK merasa tidak perlu akan teologi
(1780-1903)
Tujuan PAK pada periode ini adalah penginjilan
kepada anak-anak, maka hal yang harus dilakukan adalah menggunakan semua cara
untuk menghasilkan pertobatan pada anak-anak. Sebelum pertobatan seperti itu
terjadi, maka anak dianggap bukan sebagai orang Kristen.
b. Periode ketika PAK terlibat dalam kontroversi
teologis (1903-1950)
Pada saat oposisi melawan tipe penginjilan, PAK
berkembang terus. PAK dipaksa untuk mengalami perubahan penting. Pada mulanya
oposisi hanya bersifat pendidikan, yakni metode penginjilan dalam mengajar
mulai dipertanyakan, pendekatan harfiah terhadap Alkitab mulai ditantang dan
pengabaian prinsip-prinsip pendidikan dalam materi kurikulum juga dikritik
habis-habisan.
c. Periode ketika PAK menjadi teologi sebagai petunjuk
(1950-1970)
Perubahan yang terjadi dalam PAK pada abad XX ini
menggembirakan sekaligus menyedihkan. Menggembirakan karena pengenalan akan
prinsip-prinsip dan pemahaman pendidikan yang bergerak dari tujuan penginjilan
semata. Menyedihkan karena sesungguhnya ia ikut bertanggung jawab atas
kemerosotan dari PAK menjadi pendidikan agama dan akhinya semata-mata merupakan
pendidikan.
d. Periode ketika PAK mencari bentuk relasi baru
dengan teologi (1970)
Teologi yang telah menjadi ilmu yang dominan yang
mempengaruhi PAK pada tahun 1950-an dan 1960-an, tidak lagi menjadi penuntun
pada tahun1970-an. Filsafat dan praktik pendidikan yang umum kembali
mendapat tempat yang dihargai.
Beberapa Usul Tentang Arah Bagi Hubungan Antara PAK dan Teologi
1. Teologi sebagai content artinya salah satu tugas
utama dari pengajaran kristen adalah mengkomunikasikan iman kristen. PAK akan
menjadi kosong dal lemah apabila content-nya itu tidak didasarkan pada teologi
yang benar yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Teologi sebagai proses artinya telogi bisa
mempengaruhi pemahaman kita tentang proses PAK. Dengan demikian kita dapat juga
mengatakan kalau PAK hendak bergerak ke arah benar, maka diperlukan pemahaman
teologis yang benar tentang iman kristen.
3. Teologi sebagai metodologi artinya menunjukkan
ide-ide teologisnya kontemporer bagi metodologi PAK.
4. Teologi sebagai norma artinya PAK berharap untuk
hidup sesuai dengan namanya, maka adalah penting untuk meneririma teologi
sebagai tempat suatu yang normatif.
.
BAB III
PENUTUP
KELEBIHAN BUKU :
·
Sangat
bermanfaat dan penting bagi mahasiswa yang baru belajar MK PAK Remaja
·
Memberikan
informasi yang cukup dan bersifat umum serta pengetahuan yang membantu memahami
pembimbing PAK
·
Bahasa mudah
dipahami
·
Rekomendasi bagi
guru, mahasiswa untuk membaca dan memilikinya agar memudahkan dalam pemahaman
yang berkaitan dengan proses pembelajaran PAK Remaja
KELEMAHAN/ KEKURANGAN BUKU :
·
Pembaca akan
sedikit mengalami kejenuhan karena kurangnnya tampilan gambar di dalamnya yang
bisa membantu selera baca.
·
Ilustrasi juga
kurang, sehingga muncul kesan tidak seimbang dengan isi atau tulisan