Minggu, 13 Maret 2022

 

LUKA BATIN?

Kejadian 50:20

Luka batin itu seperti sebuah penyakit dan bisa menjadikan orang mengalami trauma sangat menyakitkan terjadi dari peristiwa tidak menyenangkan yang pada masa silam atau luka yang terjadi pada lapisan batin terdalam karena tekanan secara luar biasa berat dan terus menerus.

Badan yang terluka bisa dilihat dan mudah mengatasi untuk kesembuhannya. Sedangkan luka batin pada sebagian orang ada yang dialami saat ia masih anak-anak, bisa diatasi, tetapi ada yang terbawa hingga dewasa dan sulit teratasi dan bisa menjadi trauma yang berkepanjangan. 

Luka batin memang kadang bisa muncul dari perasaan kecewa, cemas, kuatir, putus asa bahkan perasaan sedih. Luka batin, secara kasat mata memang tidak tampak, tapi jika dibiarkan dan tidak segera ditangani bisa menimbulkan masalah yang tidak pernah terduga sebelumnya. Ibarat luka kecil, jika tidak segera diatasi akan menjadi besar bahkan berbahaya seperti sebuah ledakan jiwa bahkan tubuh terasa berkeping-keping. Seperti pengalaman seorang bapak yang dapat giliran jaga malam di kampungnya, tidak disengaja kakinya menginjak paku yang berkarat. Lalu hanya diobati biasa saja tanpa merasa ragu dan keyakinannya pasti sembuh. Tapi selang beberapa hari kakinya tidak kunjung sembuh malah bengkak. Akhirnya diperiksakan ke dokter, hasilnya mengejutkan, sudah terlambat penanganannya dan ia terkena titanus, hingga beberapa jam kemudian menghembuskan nafas terakhirnya. Gara-gara paku kecil yang tanpa disadari karatnya menyebabkan titanus yang bisa membunuh. Sangat menyedihkan, istri dan dua putrinya yang masih kecil harus ditinggalkan sendiri dalam dunia menjalani kehidupan selanjutnya. Saudaraku dalam Tuhan, jangan pernah meremehkan hal-hal yang kecil, sangatlah berbahaya jika tidak segera dituntaskan.

Oleh sebab itu, saudaraku didalam Tuhan Yesus, demikian dengan luka batin sekecil apapun harus segera diatasi dan untuk memudahkan penanganan penyembuhannya, sangat penting mengetahui apa penyebab luka batin tersebut?

Sebelum melanjutkan pembicaraan tentang luka batin, mari kita baca dulu kitab Kejadian 50:20 TB

Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.

Mereka-reka yang jahat” adalah sebuah sikap dan tindakan yang jelas melawan kehendak Tuhan, yang pada dasarnya merupakan orang yang hidupnya juga tidak sesuai dengan kehendak TUHAN. 

Menurut  Yohanes 8:44

Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Jelas sekali bahwa mereka-reka yang jahat, hakikinya adalah keturunan iblis.

Dalam ayat pokok hari ini mari kita belajar dari pengalaman Yusuf mengenai orang yang mereka-reka yang jahat kepadanya. 

Ay 20 ini merupakan ucapan Yusuf setelah Yakub, ayahnya - orang yang sangat dikasihinya meninggal dunia. Dan hal tersebut membuat saudara-saudara Yusuf ketakutan. Pikiran mereka, Yusuf hanya baik saat Yakub masih hidup. Ketakutan mereka beralasan kalau Yusuf pasti membalaskan kejahatan atas perlakuan mereka masa silam. Kisah Alkitab yang cukup menarik dan mengesankan, penderitaan yang disebabkan rasa iri hati saudara-saudaranya telah menyebabkan Yusuf di buang ke dalam sumur, lalu menjualnya kepada orang-orang Ismael. Mungkin saja waktu itu Yusuf berteriak minta tolong atas perlakukan jahat saudara-saudaranya, tetapi tidak dipedulikannya. Sungguh perbuatan yang jahat sebagai saudara. Catatan berikutnya menjelaskan bahwa Yusuf dijadikan budak, dan dijebloskan ke dalam penjara atas tuduhan yang tidak dia lakukan. Ia berharap, kondisinya membaik tatkala menerjemahkan mimpi juru minuman, tapi faktanya dilupakan. Kemudian ia jadi korban perilaku orang sekitarnya.

Penderitaan Yusuf makin meningkat dan sangat beralasan cukup kuat untuk menyimpan luka hati. Tapi hal yang sangat penting untuk kita renungkan, pelajari dan terapkan dalam kehidupan kita sebagai anak Tuhan yang dewasa secara rohani adalah, respon Yusuf yang luar biasa dan tak terduga, saat saudara-saudaranya mohon ampun. Yusuf memang bukan saudara, bukan saya dan bukan manusia kebanyakan (umumnya), tapi Yusuf yang dicatat Alkitab justru mengungkapkan bahwa meskipun saudara-saudaranya mereka-rekakan yang jahat, tetapi Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan. Pertanyaan penting : kenapa Yusuf bisa mengatakan kalimat agung tersebut meskipun mengalami kejahatan dan sangat menderita akibat saudara-saudaranya?

Yusuf menutup pintu tanah hatinya untuk benih-benih yang jahat tumbuh

Ucapannya jelas, bahwa perlakukan buruk yang ia terima telah menyiapkan dirinya untuk kehendak dan rencana Tuhan yang indah dan ajaib. Artinya, Yusuf telah berhasil mengubah luka hatinya (batin) dengan mengambil sikap positif atas sikap negatif yang telah terjadi dan diterima dalam hidupnya. Ini memang tidak mudah! Tapi ini yang terjadi dan telah membuka mata hati semua orang percaya khususnya, tidak ada yang tidak mungkin, seberat apapun luka hati (batin) kita, masih mungkin sembuh dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

 

Saudaraku terkasih dalam Tuhan Yesus, kita harus ingat dan selalu sadar bahwa yang memiliki potensi besar untuk menyakiti adalah orang-orang terdekat kita, kadang saudara kita; saudara kandungkah? sepupu? maupun saudara jauh bisa melakukan perbuatan tidak menyenangkan bahkan karena orangtua lebih mencintai salah satu saudara kita; mungkin karena kita lebih pandai, tekun, sukses sehingga membuat hati saudara kita menjadi iri. Mereka seringkali menenggelamkan kita ke lembah dukacita dan kekelaman seperti Absalom dalam hidup Daud; Istri Ayub; Hofni dan Pinehas dalam hidup imam Eli; Penina dalam kehidupan Hana. Hal pentingnya adalah bagaimana reaksi dan respon kita terhadap hal tersebut? Menjadi marah dan mempersalahkan merka atas luka batin yang ada dan merasa tidak punya salah, tidak pantas disakiti dan tidak melakukan kesalahan? Kita tidak bisa menghindar dari semua hal tersebut, melainkan meminta Tuhan mengajar kita untuk bisa menyikapi dengan benar menurut kebenaran Tuhan bukan kebenaran manusiawi kita atas setiap perbuatan yang menyakitkan kita. Bukankah kita tidak dapat memilih yang akan kita alami dalam hidup, tapi yang pasti pilihan yang kita ambil nyata dari ajaran Tuhan Yesus,”Ampunilah kami…seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Pilihan yang benar justru akan memberikan arah yang baik pada sikap yang benar dan bisa menentukan berkat yang kelak kita terima dari Tuhan. Bagaimana jika Yusuf mengambil pilihan yang salah dalam menyikapi luka batinnya? Ia tidak akan mengukir sejarah membawa bangsanya keluar dari bencana kelaparan. Janji-janji berkat Tuhan hanya akan diberikan bagi mereka yang mau memilih untuk melepaskan pengampunan dan memaafkan semua kesalahan yang telah diperbuat orang kepada kita. Ambillah sebuah pilihan yang tepat dalam hidupmu karena hal itu menentukan kebahagiaanmu sekarang dan masa depanmu didalam Tuhan. Hari ini, mari komitmen dalam hati dan pikiran kita untuk menanam dalam hati bahwa Tuhan punya rencana baik dibalik perlakuan jahat yang terjadi atas hidup kita, sebab Tuhan sangat ingin membentuk pribadi yang berkarakter kuat, tangguh, dan rendah hati sehingga kita mampu untuk mengampuni siapa saja yang pernah menyakiti dan berbuat jahat serta memperlakukan kita secara tidak adil. Ingat, Tuhan ingin memakai kita menjadi alat kemuliaan dan saksiNya untuk menjadi berkat bagi banyak orang dan menyadarkan bahwa apa yang mereka lakukan pada kita sebenarnya sangat tidak menginginkan tuan kita, Tuhan Yesus alias menolakNya. Jadi jangan pernah takut, sabar dan hadapi semuanya dengan kekuatan Tuhan.

 

Lukas 23:24 Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Merupakan ucapan Yesus yang pertama di kayu salib, sebagai ungkapan kasih yang sebenarnya, kasih sejati di luar dugaan. Tuhan Yesus mengajukan permohonan dalam bentuk doa untuk tentara Roma dan juga para pemimpin agama umat Israel yang “menyebabkan” Ia disalib. Bukankah ini teladan yang tiada taranya, tiada bandingnya, masih bisa dan sempat bukan saja memikirkan pengampunan tapi malah mendoakan orang-orang yang menyakitiNya, yang membuat luka hati (batinNya). Saudara dan saya tidak ada alasan untuk tidak bisa, apalagi menolak memberikan pengampunan bagi yang telah membuat luka batin kita.

Saya dalam usia 50an tahun ini, masih jernih teringat bagaimana penderitaan yang saya alami saat usia masih sekitar SD kelas 2, disakiti oleh saudara-saudara tiri. Saat bermain bersama, saya tidak mengerti bahwa permainan dengan mengikat tali (tampar tambang yang kecil, biasa dipakai untuk jemuran terbuat dari plastik) diletakkan di bagian belakang dua lutut saya kemudian ditarik kesana kemari, sehingga tanpa saya sadari terluka dan berdarah. Bekas tali tersebut masih ada dan bukti penderitaan waktu itu. Saudaraku terkasih dalam Tuhan…ketika menulis kesaksian ini sambil menangis, terharu, kalau Tuhan Yesus bisa mengampuni…saya pun masih ingat jelas (tersimpan dan terekam), dan tidak ada sedikitpun terluka batin, meskipun kalau itu diungkit saya bisa balas dendam atas perlakukan mereka. Tapi…puji Tuhan, Yesus Tuhanku, sambil menangis haru, kutuangkan tulisan ini, betul-betul bersyukur Tuhan Yesus yang baik sudah menyadarkan saya untuk mengasihi, mengampuni, mendoakan bukan saja musuh-musuh tapi juga orang-orang terdekat…terima kasih Tuhan Yesus atas anugerahMu, kebaikanMu telah mengubahkan dendamku menjadi kasih.

Mari saudaraku yang dikasihi Tuhan, meskipun mengampuni bukanlah perkara yang mudah, tapi juga tidak sulit, kita harus membuat pilihan mengampuni atau membalas dendam? Menyimpan luka batin tidak akan mengubah apa yang terlah terjadi, tapi dengan melepaskan pengampunan dapat mengubah kehidupan pada masa depan. Tentukan pilihan saudara dengan tepat dan benar dan segera siap menikmati berkat-berkat Tuhan dalam kehidupan sekarang dan masa depan yang cerah dalam Tuhan.

Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN! Mazmur 31:25