LUKA BATIN?
Kejadian 50:20
Luka batin itu seperti sebuah penyakit dan bisa menjadikan
orang mengalami trauma sangat menyakitkan terjadi dari peristiwa tidak
menyenangkan yang pada masa silam atau luka yang terjadi pada lapisan batin
terdalam karena tekanan secara luar biasa berat dan terus menerus.
Badan yang terluka bisa dilihat dan mudah mengatasi
untuk kesembuhannya. Sedangkan luka batin pada sebagian orang ada yang dialami
saat ia masih anak-anak, bisa diatasi, tetapi ada yang terbawa hingga dewasa
dan sulit teratasi dan bisa menjadi trauma yang berkepanjangan.
Luka batin memang kadang bisa muncul dari perasaan
kecewa, cemas, kuatir, putus asa bahkan perasaan sedih. Luka batin, secara
kasat mata memang tidak tampak, tapi jika dibiarkan dan tidak segera ditangani bisa
menimbulkan masalah yang tidak pernah terduga sebelumnya. Ibarat luka kecil,
jika tidak segera diatasi akan menjadi besar bahkan berbahaya seperti sebuah ledakan
jiwa bahkan tubuh terasa berkeping-keping. Seperti pengalaman seorang bapak
yang dapat giliran jaga malam di kampungnya, tidak disengaja kakinya menginjak
paku yang berkarat. Lalu hanya diobati biasa saja tanpa merasa ragu dan keyakinannya
pasti sembuh. Tapi selang beberapa hari kakinya tidak kunjung sembuh malah
bengkak. Akhirnya diperiksakan ke dokter, hasilnya mengejutkan, sudah terlambat
penanganannya dan ia terkena titanus, hingga beberapa jam kemudian menghembuskan
nafas terakhirnya. Gara-gara paku kecil yang tanpa disadari karatnya menyebabkan
titanus yang bisa membunuh. Sangat menyedihkan, istri dan dua putrinya yang
masih kecil harus ditinggalkan sendiri dalam dunia menjalani kehidupan selanjutnya.
Saudaraku dalam Tuhan, jangan pernah meremehkan hal-hal yang kecil, sangatlah
berbahaya jika tidak segera dituntaskan.
Oleh sebab itu, saudaraku didalam Tuhan Yesus, demikian
dengan luka batin sekecil apapun harus segera diatasi dan untuk memudahkan penanganan
penyembuhannya, sangat penting mengetahui apa penyebab luka batin tersebut?
Sebelum melanjutkan pembicaraan tentang luka batin,
mari kita baca dulu kitab Kejadian 50:20 TB
Memang kamu
telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah
mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi
sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
“Mereka-reka yang jahat” adalah sebuah sikap dan tindakan yang jelas melawan kehendak Tuhan, yang pada dasarnya merupakan orang yang hidupnya juga tidak sesuai dengan kehendak TUHAN.
Menurut Yohanes 8:44
Iblislah yang
menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah
pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam
dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya
sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Jelas sekali bahwa
mereka-reka yang jahat, hakikinya adalah keturunan iblis.
Dalam ayat pokok hari
ini mari kita belajar dari pengalaman Yusuf mengenai orang yang mereka-reka yang jahat kepadanya.
Ay 20 ini merupakan ucapan
Yusuf setelah Yakub, ayahnya - orang yang sangat dikasihinya meninggal dunia. Dan
hal tersebut membuat saudara-saudara Yusuf ketakutan. Pikiran mereka,
Yusuf hanya baik saat Yakub masih hidup. Ketakutan mereka beralasan kalau
Yusuf pasti membalaskan kejahatan atas perlakuan mereka masa silam. Kisah Alkitab
yang cukup menarik dan mengesankan, penderitaan yang disebabkan rasa iri hati
saudara-saudaranya telah menyebabkan Yusuf di buang ke dalam sumur, lalu
menjualnya kepada orang-orang Ismael. Mungkin saja waktu itu Yusuf
berteriak minta tolong atas perlakukan jahat saudara-saudaranya, tetapi tidak
dipedulikannya. Sungguh perbuatan yang jahat sebagai saudara. Catatan berikutnya
menjelaskan bahwa Yusuf dijadikan budak, dan dijebloskan ke dalam penjara atas
tuduhan yang tidak dia lakukan. Ia berharap, kondisinya membaik tatkala
menerjemahkan mimpi juru minuman, tapi faktanya dilupakan. Kemudian ia jadi
korban perilaku orang sekitarnya.
Penderitaan Yusuf
makin meningkat dan sangat beralasan cukup kuat untuk menyimpan luka hati. Tapi
hal yang sangat penting untuk kita renungkan, pelajari dan terapkan dalam
kehidupan kita sebagai anak Tuhan yang dewasa secara rohani adalah, respon
Yusuf yang luar biasa dan tak terduga, saat saudara-saudaranya mohon ampun. Yusuf
memang bukan saudara, bukan saya dan bukan manusia kebanyakan (umumnya), tapi Yusuf
yang dicatat Alkitab justru mengungkapkan bahwa meskipun saudara-saudaranya mereka-rekakan
yang jahat, tetapi Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan. Pertanyaan penting
: kenapa Yusuf bisa mengatakan kalimat agung tersebut meskipun mengalami
kejahatan dan sangat menderita akibat saudara-saudaranya?
Yusuf menutup pintu tanah hatinya untuk benih-benih
yang jahat tumbuh
Ucapannya jelas, bahwa perlakukan buruk yang ia
terima telah menyiapkan dirinya untuk kehendak dan rencana Tuhan yang indah dan
ajaib. Artinya, Yusuf telah berhasil mengubah luka hatinya (batin) dengan
mengambil sikap positif atas sikap negatif yang telah terjadi dan diterima
dalam hidupnya. Ini memang tidak mudah! Tapi ini yang terjadi dan telah membuka
mata hati semua orang percaya khususnya, tidak ada yang tidak mungkin, seberat
apapun luka hati (batin) kita, masih mungkin sembuh dalam nama Tuhan Yesus
Kristus.
Saudaraku terkasih
dalam Tuhan Yesus, kita harus ingat dan selalu sadar bahwa yang memiliki
potensi besar untuk menyakiti adalah orang-orang terdekat kita, kadang saudara
kita; saudara kandungkah? sepupu? maupun saudara jauh bisa melakukan perbuatan
tidak menyenangkan bahkan karena orangtua lebih mencintai salah satu saudara
kita; mungkin karena kita lebih pandai, tekun, sukses sehingga membuat hati
saudara kita menjadi iri. Mereka seringkali menenggelamkan kita ke lembah
dukacita dan kekelaman seperti Absalom dalam hidup Daud; Istri Ayub; Hofni dan
Pinehas dalam hidup imam Eli; Penina dalam kehidupan Hana. Hal pentingnya
adalah bagaimana reaksi dan respon kita terhadap hal tersebut? Menjadi marah
dan mempersalahkan merka atas luka batin yang ada dan merasa tidak punya salah,
tidak pantas disakiti dan tidak melakukan kesalahan? Kita tidak bisa menghindar
dari semua hal tersebut, melainkan meminta Tuhan mengajar kita untuk bisa menyikapi
dengan benar menurut kebenaran Tuhan bukan kebenaran manusiawi kita atas setiap
perbuatan yang menyakitkan kita. Bukankah kita tidak dapat memilih yang akan
kita alami dalam hidup, tapi yang pasti pilihan yang kita ambil nyata dari ajaran
Tuhan Yesus,”Ampunilah kami…seperti kami
juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Pilihan yang benar justru
akan memberikan arah yang baik pada sikap yang benar dan bisa menentukan berkat
yang kelak kita terima dari Tuhan. Bagaimana jika Yusuf mengambil pilihan yang
salah dalam menyikapi luka batinnya? Ia tidak akan mengukir sejarah membawa
bangsanya keluar dari bencana kelaparan. Janji-janji berkat Tuhan hanya akan
diberikan bagi mereka yang mau memilih untuk melepaskan pengampunan dan
memaafkan semua kesalahan yang telah diperbuat orang kepada kita. Ambillah sebuah
pilihan yang tepat dalam hidupmu karena hal itu menentukan kebahagiaanmu
sekarang dan masa depanmu didalam Tuhan. Hari ini, mari komitmen dalam hati dan
pikiran kita untuk menanam dalam hati bahwa Tuhan punya rencana baik dibalik
perlakuan jahat yang terjadi atas hidup kita, sebab Tuhan sangat ingin membentuk
pribadi yang berkarakter kuat, tangguh, dan rendah hati sehingga kita mampu
untuk mengampuni siapa saja yang pernah menyakiti dan berbuat jahat serta memperlakukan
kita secara tidak adil. Ingat, Tuhan ingin memakai kita menjadi alat kemuliaan
dan saksiNya untuk menjadi berkat bagi banyak orang dan menyadarkan bahwa apa
yang mereka lakukan pada kita sebenarnya sangat tidak menginginkan tuan kita,
Tuhan Yesus alias menolakNya. Jadi jangan pernah takut, sabar dan hadapi
semuanya dengan kekuatan Tuhan.
Lukas 23:24
Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah
mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
Merupakan ucapan Yesus yang pertama di kayu salib,
sebagai ungkapan kasih yang sebenarnya, kasih sejati di luar dugaan. Tuhan
Yesus mengajukan permohonan dalam bentuk doa untuk tentara Roma dan juga para
pemimpin agama umat Israel yang “menyebabkan” Ia disalib. Bukankah ini teladan
yang tiada taranya, tiada bandingnya, masih bisa dan sempat bukan saja
memikirkan pengampunan tapi malah mendoakan orang-orang yang menyakitiNya, yang
membuat luka hati (batinNya). Saudara dan saya tidak ada alasan untuk tidak bisa,
apalagi menolak memberikan pengampunan bagi yang telah membuat luka batin kita.
Saya dalam usia 50an tahun ini, masih jernih
teringat bagaimana penderitaan yang saya alami saat usia masih sekitar SD kelas
2, disakiti oleh saudara-saudara tiri. Saat bermain bersama, saya tidak
mengerti bahwa permainan dengan mengikat tali (tampar tambang yang kecil, biasa
dipakai untuk jemuran terbuat dari plastik) diletakkan di bagian belakang dua
lutut saya kemudian ditarik kesana kemari, sehingga tanpa saya sadari terluka
dan berdarah. Bekas tali tersebut masih ada dan bukti penderitaan waktu itu. Saudaraku
terkasih dalam Tuhan…ketika menulis kesaksian ini sambil menangis, terharu,
kalau Tuhan Yesus bisa mengampuni…saya pun masih ingat jelas (tersimpan dan
terekam), dan tidak ada sedikitpun terluka batin, meskipun kalau itu diungkit
saya bisa balas dendam atas perlakukan mereka. Tapi…puji Tuhan, Yesus Tuhanku,
sambil menangis haru, kutuangkan tulisan ini, betul-betul bersyukur Tuhan Yesus
yang baik sudah menyadarkan saya untuk mengasihi, mengampuni, mendoakan bukan
saja musuh-musuh tapi juga orang-orang terdekat…terima kasih Tuhan Yesus atas
anugerahMu, kebaikanMu telah mengubahkan dendamku menjadi kasih.
Mari saudaraku yang dikasihi Tuhan, meskipun
mengampuni bukanlah perkara yang mudah, tapi juga tidak sulit, kita harus
membuat pilihan mengampuni atau membalas dendam? Menyimpan luka batin tidak akan
mengubah apa yang terlah terjadi, tapi dengan melepaskan pengampunan dapat mengubah
kehidupan pada masa depan. Tentukan pilihan saudara dengan tepat dan benar dan segera
siap menikmati berkat-berkat Tuhan dalam kehidupan sekarang dan masa depan yang
cerah dalam Tuhan.